Senin 11 May 2020 20:23 WIB

Rampung Uji Klinis, Ventilator Buatan ITB Siap Diproduksi

Ventilator Buatan ITB telah selesai menjalani uji klinis dan siap diproduksi.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Purwa rupa ventilator atau alat bantu pernapasan yang dibuat oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) telah rampung menjalani uji klinis di Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan. Menteri Riset dan Teknologi (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro menyebutkan, purwa rupa ventilator ini sudah siap masuk fase produksi.

"Untuk ventilator, sudah ada 4 prototype ventilator yang selesai pengujian alatnya oleh BPFK Kemenkes. Dan saat ini sedang jalani uji klinis. Bahkan 1, dari 4, yang dari ITB sudah selesai uji klinis. Dan diharapkan bisa segera masuk fase produksi," jelas Bambang usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Senin (11/5).

Baca Juga

Purwa rupa ventilator lainnya merupakan produksi Universitas Indonesia (UI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Dharma Group dari pihak swasta. Untuk ventilator buatan ketiga pihak tersebut, Bambang menyebutkan uji klinis akan rampung dalam pekan ini.

"Sehingga kemungkinan minggu depan produksi dalam jumlah besar sudah bisa dilakukan. Kapasitas produksi 100 unit ventilator per pabrik per minggu," ujar Bambang.

Selain menyiapkan produksi ventilator, pemrintah juga sedang merampungkan pembuatan mobile lab dengan tingkat keamanan biosafety level 2 (BSL 2). Laboratorium BSL 2 berada setingkat di bawah laboratorium BSL 3 yang biasa digunakan untuk memeriksa spesimen Covid-19 secara reguler.

"Mobile BSL 2 saat ini sedang diselesaikan oleh BPPT dan targetnya 20 Mei nanti sudah bisa dioperasikan di RS wisma atlet. Ini bisa membantu percepatan pemeriksaan sampel sampai 250 sampel perhari," jelas Bambang.

Pemerintah juga menargetkan mulai memproduksi alat tes cepat atau rapid test mulai bulan ini. Bambang menyampaikan, tahapan pra produksi rapid test secara mandiri sudah mencapai validasi dan registrasi di Kementerian Kesehatan. Targetnya, produksi rapid test kita bisa mencapai 50.000 sampai 100.000 per bulan.

Kemudian, alat tes PCR pun juga siap untuk diproduksi. Sama dengan rapid test kit, tahap pra produksi alat tes PCR telah mencakup validasi dan registrasi di Kemenkes. Rencananya, akhir Mei 2020 ini Indonesia sudah bisa memproduksi sendiri 50.000 unit alat tes PCR.

"Diharapkan bisa memenuhi target 10.000 tes spesimen per hari nantinya," jelas Bambang. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement