REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam pengambilan kebijakan, terkhusus di masa pandemi Covid-19 ini, sangat dibutuhkan adanya data yang berbasis geospasial. Adanya data berbasis geospasial akan memudahkan pemerintah mengambil keputusan yang tepat sasaran, efektif, dan efisien. Demikian hal tersebut isampaikan Sahat Martin Philip Sinurat dalam webinar (diskusi online) yang digagas oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pergerakan Masyarakat Milenial (PMM) dan Relawan Merah Putih (RMP) Halmahera Utara.
Dalam diskusi dengan topik 'Informasi dan Analisa Dampak Kebijakan Pemerintah Mengatasi Covid-19 Pada Masyarakat, (Studi Kasus Pada Kabupaten Halmahera Utara)', Sahat yang mewakili intelektual muda menjelaskan dengan adanya data yang berbasis geospasial akan mempercepat penanggulangan masalah akibat pandemi Covid-19.
Sebagai contoh, dengan data berbasis geospasial, bantuan pemerintah seperti bansos, BKH, BLT Dana Desa, ditambah sumbangan dari filantropi dan komunitas lainnya akan terdistribusi dengan adil dan tidak tumpang tindih.
"Kemudian terkait aktivitas pendidikan jarak jauh atau pendidikan online. Kita harus tahu, apakah jaringan internet sudah bisa diakses sampai ke pelosok desa. Begitu juga dengan kesiapan fasilitas kesehatan. Semuanya berkaitan dengan informasi geospasial," papar dia.
Sahat mengajak masyarakat untuk selalu optimis namun tetap siaga menghadapi pandemi Covid-19.
"Kita harus optimis bahwa Indonesia akan sehat dari Covid-19. Untuk bisa mencapainya, kita harus jalankan protokol kesehatan dengan baik. Apalagi jika nanti aktivitas perekonomian dibuka kembali oleh pemerintah, masyarakat harus tetap taat dan disiplin menjalankan aktivitas pekerjaan sesuai dengan protokol kesehatan," tegasnya.
Pakar mikrobiologi dan juga Pembina RMP Halmahera Utara, Jubhar Mangimbulude, menjelaskan tentang Pandemi Covid-19 secara sederhana dan mudah dimengerti. Akademisi lulusan perguruan tinggi ternama di Belanda ini menilai bahwa penerapan kebijakan pemerintah sebenarnya dapat memperlambat penyebaran covid-19. Namun dibutuhkan ketegasan dalam penerapan kebijakan ini.
Penjelasan Sahat dan Jubhar sejalan dengan pembicara lainnya mewakili Satgas Covid-19 Halmahera Utara, dr. Amanda Ray-ray yang menjelaskan kedisiplinan masyarakat adalah kunci untuk memerangi dan menang melawan Covid-19.
Pembicara terakhir, Jonherz Stenlly, M.A yang merupakan Psikolog sekaligus akademisi Universitas Halmahera mengatakan bahwa kultur masyarakat yang bergotong-royong dan bahu-membahu sangat dibutuhkan, terkhusus di masa pandemi Covid-19 ini.