Rabu 13 May 2020 22:23 WIB

Konservasi Mangrove Bisa Kurangi Emisi Sampai 31 Persen

Konservasi Mangrove juga disebut bisa memberikan benefit ekologis dan finansial.

Langkah konservasi mangrove disebut dapat mengurangi 10 hingga 31 persen dari estimasi emisi tahunan dari sektor penggunaan lahan saat ini di Indonesia (Foto: ilustrasi konservasi mangrove)
Foto: FAKHRI HERMANSYAH/ANTARA FOTO
Langkah konservasi mangrove disebut dapat mengurangi 10 hingga 31 persen dari estimasi emisi tahunan dari sektor penggunaan lahan saat ini di Indonesia (Foto: ilustrasi konservasi mangrove)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah konservasi mangrove disebut dapat mengurangi 10 hingga 31 persen dari estimasi emisi tahunan dari sektor penggunaan lahan saat ini di Indonesia. Peneliti dari pusat penelitian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Virni Budi Arifanti, mengatakan, potensi mitigasi perubahan iklim sangat tinggi sekali.

"Tidak hanya memberikan benefit secara ekologis namun juga secara finansial," kata peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Kebijakan dan Perubahan Iklim (P3SEKPI) dalam diskusi online Pojok Iklim KLHK yang diadakan di Jakarta, Rabu (13/5).

Baca Juga

Virni mengatakan, jika langkah restorasi mangrove yang sudah terdegradasi apabila komponen lingkungannya mendukung maka mangrove dapat memulihkan lingkungannya sendiri dalam 10 tahun. Selain berperan dalam usaha mengekang perubahan iklim, hutan mangrove ternyata juga dapat berguna dalam mitigasi bencana seperti mengurangi dampak terjangan tsunami ke daratan dan kenaikan level laut.

Mangrove dengan sistem akar yang sangat kompleks dapat menahan gelombang dari tsunami atau ombak dan mengikat sedimen yang ada di ekosistem sekitarnya. Dengan adanya kemampuan tersebut, akan memberikan kemampuan mangrove untuk menghadapi kenaikan air laut jika vegetasi itu berada dalam keadaan utuh.

Selain itu, jika penanaman mangrove dengan densitas 3.000 pohon per hektare (ha) dan lebar 200 meter dapat mengurangi gelombang tsunami 50-50 persen dan kecepatan tsunami 40-60 persen. Permasalahannya adalah semakin sedikitnya kawasan mangrove akibat ancaman-ancaman yang berada di sekitarnya seperti alih fungsi lahan, eksploitasi air tanah dan sampah laut.

"Dari semua ancaman itu konversi menjadi tambak adalah menduduki prioritas yang menjadi penyebab utama deforestasi mangrove," kata dia.

Menurut data dari Peta Mangrove Nasional yang diluncurkan 2019 oleh pemerintah, Indonesia memiliki 3,31 juta ha luasan mangrove dengan 2.673.583 ha dalam kondisi baik dan 637.624 ha dengan kerapatan jarang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement