Rabu 13 May 2020 14:01 WIB

Rancangan Stimulus Bagi Kelas Menengah Indonesia

Kelas menengah rentan kembali masuk ke kelompok miskin.

Kelas menengah Indonesia juga terdampak secara ekonomi akibat pandemi Covid-19. Pemerintah berencana memperluas stimulus agar bantuan ke kelas menengah bisa turut tersalurkan.
Foto: Prayogi/Republika
Kelas menengah Indonesia juga terdampak secara ekonomi akibat pandemi Covid-19. Pemerintah berencana memperluas stimulus agar bantuan ke kelas menengah bisa turut tersalurkan.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Adinda Priyanka, Antara

Pemerintah akan memperluas stimulus konsumsi dengan fokus kelas menengah pada kuartal ketiga dan keempat melalui sektor pariwisata, restoran, transportasi dan sebagainya. Rencana ini seiring dengan desain pemulihan ekonomi nasional dengan perkiraan sudah adanya pelonggaran kebijakan physical distancing.

Baca Juga

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan, pemberian stimulus diharapkan mampu mendorong konsumsi masyarakat, terutama kelas menengah. "Ini terutama akan sangat perlu kalau memang kuartal ketiga sudah mulai ada pergerakan aktivitas ekonomi, apalagi kuartal keempat," tuturnya dalam teleconference dengan jurnalis, Rabu (13/5).

Dalam desain pemulihan ekonomi nasional yang dipaparkan Febrio, aktivitas konsumsi diperkirakan berangsur meningkat pada kuartal ketiga. Baik di sektor elektronik, pakaian, restoran, hotel hingga transportasi. Aktivitas pariwisata pun diprediksi mulai hidup kembali pada kuartal keempat, bersamaan dengan aktivitas perdagangan.

Sejalan dengan skenario ini, pemerintah menganggarkan stimulus hingga Rp 3,8 triliun pada sektor pariwisata sebagai bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Stimulus diberikan melalui diskon tiket pesawat ke destinasi wisata serta insentif pajak hotel atau restoran.

Stimulus tersebut sebenarnya sempat direncanakan pada paket stimulus pertama pemerintah pada Februari. Hanya saja, seiring dengan restriksi mobilisasi manusia dan pelarangan wisata, stimulus belum dikucurkan.

Selain itu, dalam PEN, pemerintah juga menganggarkan Rp 25 triliun untuk stimulus penguatan permintaan agregat melalui dukungan ke sektor pariwisata dan voucher makanan secara daring. Febrio namun masih belum bisa menyebutkan skema secara detail karena masih dalam pembahasan internal.

Perluasan ke kelas menengah ini dilakukan untuk menjangkau lebih banyak masyarakat. Sebab, selama ini, bantuan sosial pemerintah lebih terfokus pada kelas bawah atau kelompok 10 persen hingga 30 persen masyarakat terbawah.

Febrio mengatakan, mereka menjadi masyarakat yang paling banyak mendapat bantuan. Bahkan, sering kali satu keluarga atau satu penerima manfaat bisa menerima dua hingga tiga bantuan sosial sekaligus.

Dengan stimulus konsumsi yang lebih meluas, Febrio berharap, pertumbuhan konsumsi jelang akhir tahun dapat membaik untuk menjadi bantalan tekanan pada awal 2020. "Supaya konsumsi yang tadinya sudah 2,8 persen bisa kita tahan, mudah-mudahan bisa naik ke tiga persen untuk kuartal ke depan," katanya.

Diketahui, konsumsi masyarakat pada kuartal pertama tumbuh sangat melambat menjadi 2,84 persen dari 5,02 persen pada kuartal pertama 2019. Sementara itu, Febrio memprediksi, tekanan akan semakin besar pada kuartal kedua mengingat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) baru diterapkan pada April.

Pemerintah dipandang perlu melindungi keluarga kelas menengah bawah (lower-middle income) di tengah pandemi Covid 19. Ekonom Senior dan Menteri Keuangan 2013-2014 Chatib Basri menjelaskan, saat ini terdapat 115 juta-120 juta orang aspiring middle class atau lower-middle class yang membutuhkan bantuan ekonomi dari pemerintah.

"Mereka kelas menengah masih belum cukup, tapi tidak dapat bantuan sosial, tidak punya tabungan. Di saat seperti ini mereka bisa jatuh ke kemiskinan," kata Chatib Basri dalam diskusi market update online dengan Commonwealth Bank, Selasa (12/5).

Diasumsikan satu keluarga memerlukan bantuan sekitar Rp 1 juta per bulan, maka diperlukan dana sebesar Rp 30 triliun per bulan. Dalam empat bulan diperlukan anggaran sebesar Rp 120 triliun.

Chatib menjelaskan, anggaran ini dapat diambil dari realokasi perjalanan pemerintah yang sebesar Rp 43 triliun, serta anggaran infrastruktur yang bisa disetop untuk sementara. Proyek infrastruktur bisa digeser hingga tahun depan, dan hanya anggaran pemeliharaan yang masih dipakai.

"Bisa juga pembangunan fisik sekolah," kata Chatib.

Selain itu, pemerintah juga bisa menerbitkan obligasi pemerintah atau meminta bantuan Bank Dunia.

Chatib mengatakan bahwa fundamental ekonomi Indonesia dalam keadaan baik, sehingga akan dapat segera recovery usai pandemi berakhir. Apabila Juni berakhir, ia memperkirakan recovery ekonomi akan lebih cepat yakni akhir tahun ini.

"Kalau lebih panjang, September, perlu konsolidasi 6-8 bulan, jadi recovery baru pertengahan tahun 2021. Kalau sampai Desember, recovery baru terjadi di sekitar paruh dua 2021," jelas Chatib.

Kelompok kelas menengah bawah saat ini menjadi kelompok masyarakat yang juga terdampak Covid-19 secara ekonomi. Belum diketahui data riil masyarakat dalam kelompok ini yang sebenarnya juga membutuhkan bantuan dari pemerintah.

Data Bank Dunia jumlah penduduk yang masuk kategori kelas menengah di Indonesia mencapai 52 juta. Kelas menengah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Sektor konsumsi dari kelompok ini tumbuh 12 persen per tahun sejak 2012 dan menyumbang separuh dari konsumsi rumah tangga.

Berdasarkan penilaian Bank Dunia yang diterbitkan pada Januari 2020, peningkatan kelas menengah terjadi karena sekitar 80 persen dari masyarakat miskin di Indonesia pada 1993 tidak lagi berada di jurang kemiskinan pada 2014. Bahkan, pertumbuhan masyarakat kelas menengah merupakan salah satu yang tercepat daripada kalangan lain

Kelas menengah namun menjadi kelompok yang sangat mungkin kembali menjadi kelompok miskin. Tidak adanya tabungan menjadi salah satu faktor pemicu jatuhnya kelompok kelas menengah ke kelompok miskin jika pendapatannya terdampak akibat Covid-19.

Bantuan untuk kelompok kelas menengah juga tidak ada karena bantuan sosial hanya diperuntukkan ke kelompok miskin. Berdasarkan sejumlah survei, kelas menengah hanya sanggup bertahan hidup selama dua bulan. Setelah itu kelas menengah membutuhkan bantuan untuk bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

photo
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat Covid-19 - (Tim Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement