Selasa 12 May 2020 22:25 WIB

Penyebaran Covid-19 di DIY Meluas

Ruang isolasi rumah sakit rujukan Covid-19 di DIY sudah terisi 60 persen.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andri Saubani
Petugas mendata bantuan alat pelindung diri (APD) yang akan didistribusikan di Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Gamping, Sleman, DIY, Senin (4/5). (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Petugas mendata bantuan alat pelindung diri (APD) yang akan didistribusikan di Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Gamping, Sleman, DIY, Senin (4/5). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penyebaran Covid-19 di DIY terus meluas yang ditandai dengan terus bertambahnya kasus positif di seluruh kabupaten dan kota di DIY. Terutama, dengan bertambahnya kasus yang berhubungan dengan klaster besar penularan Covid-19 di DIY.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, saat ini ruang isolasi yang digunakan di seluruh rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di DIY sudah mencapai 60 persen. Menurutnya, ketersediaan ruang isolasi masih mencukupi.

Baca Juga

"Jadi tidak ada masalah, karena yang ada masih sisa 40 persen yang bisa digunakan," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (12/5).

Saat ini, di beberapa kabupaten dan kota di DIY tengah massif melakukan rapid test. Rapid test ini difokuskan terhadap masyarakat yang berhubungan dengan empat klaster besar penularan Covid-19 di DIY.

Untuk mengantisipasi adanya lonjakan pasien Covid-19 dari rapis test ini, pihaknya juga menyiapkan tambahan ruang isolasi di RSPAU Dr. S. Hardjolukito. Sebab, saat ini baru satu lantai yang digunakan di rumah sakit tersebut untuk menangani pasien Covid-19.

Sehingga, akan dimungkinkan untuk digunakan tiga lantai di Hardjolukito jika ada lonjakan pasien Covid-19. Terlebih, ada beberapa kabupaten yang sudah mulai melakukan rapid test secara massal.

"Bupati/wali kota juga diminta membantu tambahan dokter dan tenaga medis di Hardjolukito karena tenaga medisnya banyak yang dikirim ke Wisma Atlet di Jakarta. Besok baru ada pertemuan dengan bupati, harapan saya besok kami sudah dapat jawaban," ujarnya.

Selain itu, juga pihak kepolisian di DIY juga menawarkan RS Bhayangkara agar bisa digunakan sebagai tambahan tempat isolasi. Termasuk, tiap kabupaten dan kota di DIY juga diminta menyediakan tempat isolasi terhadap warga yang menjalani rapid test ini.

"Ini cadangan, bukan mendesak dan hanya untuk mengantisipasi (lonjakan pasien) saja. Mereka (kab/kota) sudah menyediakan lokasi-lokasi sendiri, dengan harapan mereka (yang terinfeksi) tidak menyebarkan ke yang lain," jelasnya.

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta telah menyiapkan tambahan ruang isolasi bagi warga yang mengikuti rapid test. Sudah ada 343 warga yang mendaftar dari 700 kuota yang disediakan. 

Rapid test ini dilakukan bagi warga Kota Yogyakarta yang pernah berhubungan dengan salah satu klaster besar penularan Covid-19 di DIY yakni klaster Supermarket Indogrosir. Baik itu warga yang pernah berbelanja, maupun yang memiliki riwayat kontak dengan pasien positif dari klaster tersebut

Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, dari 343 orang yang sudah mendaftar, 267 orang diantaranya memiliki kontak erat dengan pasien positif. Sementara, 76 orang lainnya masuk dalam kategori daam pemeriksaan mandiri yang sudah memiliki gejala Covid-19.

"Ditanya riwayat kontaknya, (pendaftar) yang belanja mengatakan (ada kontak) dengan kasus positif. Siapa yang disebut positif, itu perlu kuesioner baru saat rapid test yang disebut formulir tracing," kata Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut, Senin (11/5) kemarin.

Warga yang sudah mendaftar terdiri dari 14 kecamatan yang ada di Kota Yogyakarta. Namun, pendaftar terbanyak berasal dari Kecamatan Tegalrejo yang merupakan wilayah terdekat dari lokasi Indogrosir.

"Tegalrejo wilayah yang paling dekat dengan Indogrosir di Jalan Magelang, Sleman, yang mencapai 93 orang. Sementara, kecamatan lainnya tersebar hampir merata," jelas Heroe.

Ia menjelaskan, lebih dari seratus kamar isolasi yang sudah disiapkan. Tambahan kamar ini disiapkan jika ada penanganan lebih lanjut yang diperlukan tehadap warga yang menjalani rapid test.

"Saat ini sudah tersedia total 93 kamar dari semula hanya 40 kamar. Terus masih ditambah Balai Diklat Kemensos 30 kamar," kata Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut, Senin (11/5).

Balai diklat yang memiliki 30 kamar tersebut dapat menampung 150 orang. Sementara, juga disiapkan ruang isolasi di hotel-hotel yang ada di Kota Yogyakarta.

"Di luar itu, di pondok pemuda dan hotel yang disiapkan bisa mencapai kapasitas 150 orang untuk ODP (orang dalam pemantauan). Tapi kalau PDP (pasien dalam pengawasan) yang bisa ditampung di 50 kamar hotel," jelas Heroe.

photo
Gejala terbaru Covid-19 menurut CDC AS. - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement