Selasa 12 May 2020 04:53 WIB

DIY Tambah Ruang Isolasi untuk Warga yang Ikut Rapid Test

Rapid test digelar terkait dengan klaster penularan Covid-19 DIY, yaitu Indogrosir.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Friska Yolandha
Pemkot Yogyakarta akan menggelar rapid test bagi warga Kota Yogyakarta yang pernah berhubungan dengan salah satu klaster besar penularan Covid-19 di DIY yakni klaster Supermarket Indogrosir.
Foto: ANTARA FOTO
Pemkot Yogyakarta akan menggelar rapid test bagi warga Kota Yogyakarta yang pernah berhubungan dengan salah satu klaster besar penularan Covid-19 di DIY yakni klaster Supermarket Indogrosir.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta telah menyiapkan tambahan ruang isolasi bagi warga yang akan mengikuti rapid test. Pemkot menyiapkan 700 kuota, sebanyak 343 warga telah mendaftar.

Rapid test ini dilakukan bagi warga Kota Yogyakarta yang pernah berhubungan dengan salah satu klaster besar penularan Covid-19 di DIY yakni klaster Supermarket Indogrosir. Peserta rapid test adalah warga yang pernah berbelanja, maupun yang memiliki riwayat kontak dengan pasien positif dari klaster tersebut.

Baca Juga

Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, lebih dari seratus kamar isolasi yang sudah disiapkan. Tambahan kamar ini disiapkan jika ada penanganan lebih lanjut yang diperlukan tehadap warga yang menjalani rapid test.

"Saat ini sudah tersedia total 93 kamar dari semula hanya 40 kamar. Terus masih ditambah Balai Diklat Kemensos 30 kamar," kata Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut, Senin (11/5).

Balai diklat yang memiliki 30 kamar tersebut dapat menampung 150 orang. Sementara, juga disiapkan ruang isolasi di hotel-hotel yang ada di Kota Yogyakarta.

"Di luar itu, di pondok pemuda dan hotel yang disiapkan bisa mencapai kapasitas 150 orang untuk ODP (Orang Dalam Pemantauan). Tapi kalo PDP (Pasien Dalam Pengawasan) yang bisa ditampung di 50 kamar hotel," jelas Heroe.

Heroe menjelaskan, ada tiga skenario untuk penanganan lebih lanjut dengan menyiapkan ruang isolasi untuk warga yang menjalani rapid test ini. Pertama, isolasi akan dilakukan secara mandiri oleh warga yang mengikuti rapid test jika mendapat hasil non-reaktif.

"Non-reaktif akan solasi mandiri, artinya akan menjalani rapid test seminggu lagi setelah rapid test pertama," kata Heroe.

Kedua, jika hasil rapid test reaktif namun tidak ada gejala Covid-19, maka isolasi akan dilakukan secara mandiri dan di Puskesmas. Walaupun begitu, pemeriksaan akan dilanjutkan dengan tes swab untuk mendapat hasil positif atau negatif Covid-19.

"Jika tidak ada tempat isolasi, maka akan ditempatkan di Balai Diklat Kemensos dan dimonitor tim dokter serta dilanjutkan dengan swab," ujarnya.

Ketiga, jika hasil reaktif dan ada gejala Covid-19, maka akan langsung dirawat inap di rumah sakit rujukan penanganan Covid-19. Tentunya, pemeriksaan juga akan dilanjutkan dengan tes swab Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement