Selasa 12 May 2020 19:26 WIB

Terminal Indihiang Tasikmalaya Masih Sepi

Edaran agar sarana angkutan umum kembali beroperasi tak pengaruhi warga Tasikmalaya

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Suasana Terminal Tipe A Indihiang, Kota Tasikmalaya, Selasa (12/5)
Foto: Bayu Adji P
Suasana Terminal Tipe A Indihiang, Kota Tasikmalaya, Selasa (12/5)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Kebijakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang mengijinkan moda transportasi kembali beroperasi tak lantas membuat Terminal Tipe A Indihiang, Kota Tasikmalaya, kembali ramai. Terminal itu tetap tak beroperasi lantaran tak ada angkutan yang keluar masuk.

Berdasarkan pantauan Republika di Terminal Indihiang, Selasa (12/5), tak ada aktivitas di Terminal Indihiang. Hanya terdapat beberapa bus yang terpakir di terminal itu. Tak ada banyak orang yang terlihat, hanya satu dua sedang berbicara.

Kepala Terminal Indihiang, Jenny M Wirandani mengatakan, adanya edaran agar moda transportasi kembali beroperasi tak berpengaruh pada kondisi di Kota Tasikmalaya. Menurut dia, pengusaha bus di Kota Tasikmalaya tetap memilih tak beroperasi lantaran hanya penumpang khusus yang diberbolehkan menjadi penumpang, dalam edaran yang dikeluarkan Kemenhub. 

"Mungkin, pengusaha angkutan berpikir kalau beroperasi, pendapatan dan pengeluaran itu tak sebanding. Karena dari tasik juga mungkin tak ada penumpangnya," kata dia, saat dihubungi, Selasa (12/5).

Menurut dia, pengusaha terlalu keberatan dengan persyaratan yang ada dalam surat edaran Kemenhub. Pengusaha, kata dia, berpikir tak akan ada penambahan penumpang dari kebijakan itu.

Jenny mengatakan, sejak pandemi Covid-19 angkutan yang masuk Terminal Indihiang menurun drastis. Puncaknya, ketika Presiden Joko Widodo melarang mudik, angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP) dan antarkota antarprovinsi (AKAP) mulai sepenuhnya tak beroperasi.

"Kalau ada satu-dua bus yang parkir, itu mereka sengaja. Karena mereka sengaja tak pulang karena tidak bawa penumpang. Jadi busnya diparkir di terminal," kata dia.

Kereta api yang melintas di stasiun yang masuk wilayah Kota Tasikmalaya tak berhenti dan menaik-turunkan penumpang sejak Pemkot Tasikmalaya menerapkan kebijakan pembatasan wilayah pada 31 Maret. Aturan itu masih berlaku hingga hari ini. 

Kepala Stasiun Tasikmalaya, Syaeful Mukmin mengatakan, sempat seluruh kereta penumpang tak beroperasi. Namun, sejak adanya surat edaran dari Kemenhub, kereta penumpang kembali beroperasi.

"Sekarang ada kereta luar biasa (KLB) dari Bandung. Tapi tak berhenti di Tasik, melainkan langsung ke Banjar, Yogya, Madiun, Surabaya" katanya.

Kebijakan Kemenhub yang memperbolehkan moda transportasi kembali beroperasi sebenarnya disayangkan banyak pihak. Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman, adalah salah satunya. Menurut dia, pelaksanaan PSBB akan percuma jika moda transportasi tetap dibiarkan beroperasi. 

Budi bahkan berniat untuk menutup sementara Terminal Indihiang jika kebijakan pemerintah pusat itu membuat penyebaran Covid-19 di daerah semakin bertambah. "Jika datang lagi para pemudik dari zona merah ke Kota Tasikmalaya, dipastikan akan membludak kembali penambahan pasien Covid-19. Makanya Terminal tutup saja, jangan ada pelayanan," katanya.

Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar), Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, kebijakan pemerintah pusat itu membuat bingung kepala daerah. Selama PSBB, semua pihak di Jabar bahu membahu memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Selama PSBB berlaku sejak 6 Mei, petugas selalu memantau kendaraan yang datang ke wilayah Jabar. Jika ada pemudik, tak jarang petugas menyuruhnya untuk kembali.

Berdasarkan laporan Polda Jabar selama PSBB, kendaraan yang disuruh putar balik dalam seharinya bisa mencapai 3.500 unit. Hal itu tentu untuk mencegah pemudik masuk wilayah Jabar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement