Selasa 12 May 2020 06:35 WIB

30 Orang Karantina Mandiri Cegah Penularan dari Pasar Simo

30 orang karantina mandiri untuk mencegah penyebaran Covid-19 dari Pasar Simo

Pedagang mengemasi barang dagangannya di Pasar Simo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/5/2020). Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya Kota Surabaya menutup sementara Pasar Simo dan Pasar Simo Gunung selama 14 hari akibat diduga adanya dua pedagang di pasar tersebut yang terkonfirmasi positif virus Corona atau COVID-19
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Pedagang mengemasi barang dagangannya di Pasar Simo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/5/2020). Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya Kota Surabaya menutup sementara Pasar Simo dan Pasar Simo Gunung selama 14 hari akibat diduga adanya dua pedagang di pasar tersebut yang terkonfirmasi positif virus Corona atau COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebanyak 30 orang melalukan karantina mandiri untuk mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19) dari Pasar Simo Surabaya.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi, Senin (11/5) malam, memastikan prosedur kesehatan telah dijalankan dengan baik di lingkungan pasar tradisional tersebut. "Pasar juga telah ditutup sejak 7 Mei 2020," ujarnya kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi di Surabaya.

Berawal dari pasangan suami istri berusia 76 dan 65 tahun yang sehari-harinya beraktivitas di pasar tersebut, pada 23 April lalu tiba-tiba jatuh sakit dan keduanya diopname di Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya.

Menurut dr Joni, pada 26 April sang suami telah meninggal dunia dengan status terkonfirmasi positif Covid-19, lalu menyusul istrinya meninggal dunia pada 2 Mei. "Sudah dilakukan pemeriksaan swab, namun hasilnya belum keluar," ucapnya.

Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo Surabaya itu menyampaikan selanjutnya dilakukan tracing terhadap 30 orang yang diketahui pernah kontak dengan pasangan suami istri tersebut.

"Semuanya sudah dilakukan rapid test. Hasilnya satu orang reaktif dan sedang ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab," katanya.

Meski cuma seorang yang hasil rapid test-nya reaktif, dr Joni memastikan semuanya hingga kini masih dilakukan karantina mandiri dengan pengawasan petugas medis dari puskesmas di wilayah setempat.

"Prosedur kesehatan telah dijalankan dengan sangat baik oleh Puskesmas Simomulyo. Mudah-mudahan kasusnya berhenti sampai di sini," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement