Ahad 10 May 2020 02:24 WIB

UMY Kembali Distribusikan Paket Sembako ke Warga

Sebanyak 250 paket sembako dibagikan kepada ustaz hingga marbot masjid

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
UMY distribusikan sembako ke warga. Foto ilustrasi pembagian sembako.
Foto: Antara/Syaiful Arif
UMY distribusikan sembako ke warga. Foto ilustrasi pembagian sembako.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali membagikan paket sembako kepada warga yang membutuhkan. Kali ini, sebanyak 250 paket sembako dibagikan kepada ustaz, karyawan SD, karyawan PAUD dan marbot-marbot masjid.

Paket sembako dibagikan di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul dan Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. UMY menggandeng Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gamping dan Kasihan untuk mendapat data valid warga yang membutuhkan.

Baca Juga

Rektor UMY, Dr. Gunawan Budiyanto mengatakan, para pendidik sektor informal butuh pula perhatian selama pandemi ini. Pasalnya, banyak dari mereka yang tidak memiliki pekerjaan sambilan lain untuk menyambung hidup.

Gunawan berharap, bantuan ini dapat meringankan beban yang ada. Terlebih, ia berpendapat, para pendidik seperti ustaz-ustaz merupakan orang yang juga ada di garis depan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.

"Ustaz menjadi salah satu orang yang berada di garda terdepan. Tantangan mereka juga semakin besar, maka harus kita dampingi dalam rangka untuk menguatkan jalur dakwah," kata Gunawan, Jumat (8/5).

Kepala Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UMY Dr. Gatot Supangkat menambahkan, Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah amar maruf nahi munkar. Karenanya, peran sentral tertumpu di ustaz dan ustazah.

Lalu, pandemi Covid-19 tentu berdampak kepada kinerja dan kesejahteraan para ustaz atau ustazah. Bagi Gunawan, UMY melihat kondisi itu dan merasa harus dibangun kesadaran bersama agar masyarakat dapat saling berbagi.

Gatot menjelaskan, bagian program UMY Mengabdi ini merupakan payung dari program Dosen Mengabdi. Dosen Mengabdi memakai sebagian dana pengabdian dan penelitian tiap dosen untuk dialih ke berbagai program penanganan pandemi.

"Kita merasakan bersama akibat dari Covid-19 ini, maka kita juga harus sama-sama berbagi. Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah, maka ustaz dan ustazah memiliki peran sentral dalam hal ini," ujar Gatot.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement