REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ratusan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Surabaya, Jawa Timur, mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19 setelah diajak berkolaborasi oleh pemerintah kota (pemkot) setempat dalam upaya menangani Covid-19.
Salah satu pemilik UMKM Makmur Sari Ida Sri Setyaningsih, di Surabaya, Sabtu (9/5), mengaku bersyukur karena Pemkot Surabaya mengajaknya berkolaborasi bersama dalam upaya menangani Covid-19 sehingga produksi sambal pecelnya masih tetap berjalan dan menghasilkan. "Saya senang bisa berpartisipasi mendukung program pemkot di tengah pandemi ini," kata Ida.
Terlebih, usaha yang dijalankan Ida di kawasan Perumahan Gunung Sari Indah blok F/14 Surabaya ini rupanya juga menjadi tumpuan bagi warga di sekitarnya. Saat ini, tetangga di sekitar ikut diberdayakan dalam mendukung produksi sambal pecel pesanan pemkot untuk selanjutnya disalurkan kepada warga terdampak Covid-19.
"Alhamdulillah saya bisa memberdayakan tetangga-tetangga di sekitar. Karena dampak Covid-19 ini mereka tidak aktif di tempat kerjanya," ujarnya.
Hal yang sama juga dialami pemilik UMKM Joana Cookies Monica Harijati. Ia mengaku sangat terbantu dengan adanya pesanan abon dari Pemkot Surabaya. Setiap harinya orderan dari Pemkot Surabaya ini kian bertambah.
"Sampai hari ini pemkot melalui Dinas Perdagangan sudah pesan sekitar 400 kilogram," kata Monica.
Ia menjelaskan setiap harinya mampu menyelesaikan pesanan kurang lebih 100 kilogram abon. Selain dibantu anaknya, Monica mengerjakannya juga secara berkelompok. Namun begitu Monica juga mengakui sebelum mendapat orderan, omzet jualannya menurun drastis, terlebih dampak dari pandemi Covid-19. Ia pun bergegas untuk lebih mengaktifkan penjualannya dengan memanfaatkan digital marketing.
"Ya sebelumnya terima kasih sekali kepada Pemkot Surabaya karena selalu memberi semangat dan jeli melihat ketangguhan yang kami kerjakan," kata Monica.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan, selama pandemi pelaku UMKM di Surabaya diajak berkolaborasi mulai dari pembuatan masker, Alat Pelindung Diri (APD) seperti baju hazmat, dan face shield, hingga produk olahan makanan yang kemudian disalurkan kepada warga terdampak Covid-19.
"Kami terus berupaya memberdayakan UMKM. Apalagi situasi saat ini sektor ekonomi dan dunia usaha berdampak begitu besar. Karena itu kita juga terus mencarikan substitusinya, bagaimana mereka masih tetap produksi, dan produksi itu bisa tetap menghasilkan," katanya.
Wiwiek merinci untuk produk kering tempe, pemkot melibatkan hampir 165 UMKM. Sedangkan abon, ada sekitar 10 UMKM, dan sambal pecel 49 UMKM. Untuk pembuatan APD ada 11 UKM dan masker kurang lebih ada 41 UKM.