REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemkab SLeman, DIY, menyerahkan bantuan 3.800 APD dan 14.400 masker kain kepeada Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dan organisasi-organisasi serikat pekerja. Bantuan itu akan disebarkan ke beberapa rumah sakit dan pekerja.
Penyerahan secara simbolis dilakukan Bupati Sleman, Sri Purnomo. Hadir menerima bantuan perwakilan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), dan Serikat Pekerja Nasional (SPN).
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Sleman, Sutiasih mengatakan, bantuan itu merupakan hasil produksi dari pelatihan dan padat karya yang diselenggarakan Disnaker Sleman. Dilakukan bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK).
Selain itu, ia menuturkan, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan sarana untuk memberdayakan masyarakat, alumni pelatihan penjahit, dan penjahit rumahan. Terutama, mereka yang terkena dampak Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Ia menjelaskan, kegiatan-kegiatan itu tidak cuma meningkatkan keterampilan baru seperti membuat APD berupa baju hazmat dan masker kain. Tapi, mereka mendapatkan pula upah sebesar Rp 90-100 ribu setiap hari selama 10-12 hari.
"Dengan pembelajaran daring dan mandiri, dikerjakan di rumah mereka masing-masing, dan yang tidak memiliki mesin oleh BLK dipinjami mesin jahit," kata Sutiasih di Pendopo Parasamya, Kompleks Setda Sleman.
Adapun rincian bantuan diterima terdiri dari Dinas Kesehatan berupa 3.800 setel baju hazmat, dan Dinas PMD 12 ribu lembar masker kain. Masker itu akan dibagikan kepada warga di Kecamatan Depok, Kalasan dan Kecamatan Ngaglik.
Untuk pekerja-pekerja disalurkan melalui Apindo Sleman 200 lembar, SPSI Sleman 5.000 lembar dan SPN Sleman 800 lembar. Bupati Sri Purnomo berharap, kerja sama itu dapat terus dilakukan secara berkesinambungan.
Sehingga, kata Sri, dapat memberikan lapangan kerja bagi peserta-peserta pelatihan. Sekaligus, dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan APD seperti baju hazmat dan masker kain yang saat ini menjadi kebutuhan pokok tenaga medis.
"Kami harap pelatihan yang kita laksanakan ini dapat terus dikembangkan dan dilakukan terus secara berkesinambungan, sehingga dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas," ujar Sri.
Ia menilai, kerja sama seluruh peserta-peserta dalam pelatihan dan padat karya telah berhasil memberikan efek cukup besar. Setidaknya, menambah pendapatan dan membantu tenaga medis dan masyarakat yang membutuhkan APD.
"Hal ini tentunya memberikan angin segar bagi seluruh masyarakat di tengah-tengah pandemi Covid 19," kata Sri.
Ke depan, ia turut berharap peserta yang telah mengikuti pelatihan agar keterampilannya terus dikembangkan dan dioptimalkan. Sehingga, jadi alternatif penghasilan karena saat ini masker jadi kebutuhan semua orang.