Jumat 08 May 2020 02:27 WIB

Pekerja Terminal Lebak Bulus Pantungan untuk Beli Makan

Pekerja terminal memanfaatkan ruangan Kantor Kowanbisata sebagai dapur umum.

Ilustrasi terminal.
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi terminal.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sejumlah pekerja Terminal Bus Lebak Bulus, Jakarta Selatan, terpaksa patungan untuk membeli makanan sejak tidak memiliki penghasilan selama diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Jhon (40) agen tiket PO Bus Dieng saat ditemui di Terminal Bus Lebak Bulus menyebutkan para pekerja terminal mendirikan dapur umum yang ada di dalam terminal.

"Kita patungan, siapa aja yang mau nyumbang, kalau ada rezeki, sumbang mi rebus cuma Rp5.000 udah cukup buat makan," kata Jhon, Kamis (7/5).

Pekerja terminal memanfaatkan ruangan Kantor Kowanbisata sebagai dapur umum yang menyediakan makanan untuk para pekerja yang terdampak penghentian operasional bus. "Ada yang bertugas masak, seadanya aja yang penting bisa makan," kata Jhon.

Jhon mengatakan, sejak pandemi Covid-19 pekerja di terminal juga ikut terdampak kehilangan penghasilan. Hanya saja tidak banyak pihak yang menyadari keberadaan mereka.

Dia juga cemburu dengan banyaknya perhatian kepada pengemudi ojek daring yang selalu disebut-sebut dalam penyaluran bantuan sosial dari para donatur. "Padahal kami juga terkena dampaknya loh, biasanya kami bisa dapat penghasilan 100 ribu per hari, sekarang udah tidak ada sama sekali," kata Jhon.

Jhon mengatakan, beberapa rekannya sesama pekerja di terminal juga ada yang diusir dari kontrakan lantaran tidak bisa membayar uang bulanan. Bahkan beberapa menghabiskan waktu di terminal untuk mengisi waktu dari pada tidak ada kerjaan.

Menurut dia, pekerja terminal melaksanakan instruksi pemerintah untuk berhenti operasi, tapi mereka kehilangan pendapatan tidak mendapatkan bantuan.

"Ya kita di terminal ini kumpul-kumpul aja, siapa tau ada yang mau kasih bantuan, daripada di rumah, mau pulang ke kampung halaman juga enggak bisa," kata Jhon.

Kepada Regu Terminal Bus Lebak Bulus Hilman menyebutkan, pekerja terminal memang masih beraktivitas di terminal tetapi tidak melayani penumpang sejak ditutup operasional tanggal 24 April. "Mereka cuma duduk-duduk saja, mengisi waktu. Operasional bus masih ditutup, belum ada bus yang masuk," katanya.

Menurut Hilman, pekerja terminal tersebut bertahan di terminal karena tidak bisa pulang ke kampung halaman. Sejak pandemi Covid-19, pekerja terminal juga ikut terdampak. Pihaknya pun sudah mengupayakan agar bantuan masuk untuk pekerja terminal.

"Kami sudah sampaikan ke lurah dan camat, semoga ada perhatian. Kami juga sudah koordinasi dengan Kodim 0504 Jaksel supaya mereka bisa akses bantuan beras dari ATM Beras," kata Hilman.

Menurut Hilman, para pekerja terminal membutuhkan uluran tangan, karena mereka tidak lagi mendapatkan penghasilan sejak operasional bus dihentikan. "Total ada 15 orang pekerja terminal yang ada saat ini, mereka tetap di terminal untuk mengisi waktu," kata Hilman.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement