Selasa 05 May 2020 14:47 WIB

Polisi Bubarkan Kerumunan Warga Mau Beli Paket Sembako Murah

Kerumunan di depan Disperindag Tanjungpinang berisiko penularan Covid-19.

Paket sembako (ilustrasi).
Foto: ANTARA/ABRIAWAN ABHE/
Paket sembako (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Sejumlah anggota polisi dan Satpol Pamong Praja membubarkan kerumunan warga yang ingin membeli paket Lebaran murah di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Selasa (5/5). Pihak kepolisian dan Satpol PP Tanjungpinang membubarkan warga untuk mencegah penularan Covid-19.

Menurut penuturan warga, mereka berkerumun di Disperindag Tanjungpinang lantaran tidak dapat membeli paket sembako seharga Rp60 ribu per paket di kantor kelurahan lantaran sudah habis. Warga lantas diminta ke Kantor Disperindag Tanjungpinang. Namun juga tidak mendapatkan paket sembako tersebut.

Baca Juga

Mereka pun merasa kecewa, meski sempat bertahan beberapa saat sebelum meninggalkan lokasi itu. "Semalam kami ke kantor kelurahan, namun sudah habis. Kemudian diminta untuk ke Kantor Disperindag Tanjungpinang, pun sudah habis. Hari ini kami ke kantor kelurahan dan Kantor Disperindag, hasilnya juga nihil," kata Ani, warga Batu 9 Tanjungpinang.

Hal senada dikatakan Ratna, warga KM 4 Tanjungpinang. Ia dan tetangganya tidak dapat membeli paket lebaran tersebut. Padahal, kediamannya tidak jauh dari Kantor Disperindag Tanjungpinang.

Ia diminta oleh staf Disperindag Tanjungpinang untuk kembali ke kantor itu atau kantor kelurahan pagi tadi, namun tidak membuahkan hasil.

Ratna menegaskan dirinya sudah mengorbankan waktu dan tenaga untuk datang ke Kantor Disperindag Tanjungpinang. Ia juga tidak ingin berkerumun, kalau seandainya diatur oleh petugas.

"Kami sudah bawa fotokopi KK dan KTP untuk persyaratan membeli paket Lebaran itu, tetapi paketnya sudah habis. Kami bukan tidak takut virus. Kami sangat takut, tetapi kami butuh paket," ucapnya.

Proyek pengadaan barang kebutuhan masyarakat menjelang Lebaran itu dilaksanakan mulai 4-6 Mei 2020. Paket lebaran itu berisi 30 butir telur, tepung terigu 2 kg, minyak goreng 1 liter, dan gula pasir 2 kg. Harga yang ditetapkan Disperindag Tanjungpinang sebesar Rp123 ribu.

Pemkot Tanjungpinang menyubsidi satu paket Lebaran itu senilai Rp63 ribu/paket sehingga warga membeli dengan harga Rp60 ribu.

Kepala Disperindag Tanjungpinang Ahmad Yani, tidak dapat dihubungi. Sementara PPTK kegiatan itu, Helmy, tidak merespons pertanyaan wartawan yang dikirim via WA.

Berdasarkan data yang diterima Antara, Disperindag Tanjungpinang menyediakan sebanyak 12.696 paket. Harga paket lebaran yang dijual di sejumlah swalayan berdasarkan hasil penelusuran tidak mencapai Rp123 ribu.

Di Swalayan Pasaraya 21 Tanjungpinang, contohnya, harga 1 liter minyak goreng eceran Rp13.500, 30 butir telur Rp46.000, gula pasir 2 kg Rp27.000 dan tepung terigu 2 kg Rp15.800. Total harga barang-barang yang dijual di swalayan terbesar di Tanjungpinang itu Rp102.300.

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Kelompok Diskusi Anti 86, Ta'in Komari mendesak aparat penegak hukum untuk menyelidiki proyek paket lebaran yang dilaksanakan Disperindag Tanjungpinang. Harga paket lebaran itu membengkak, tidak sesuai dengan harga pasar. "Harga paket Lebaran itu seharusnya lebih murah dari harga pasaran karena dibeli dalam jumlah yang banyak," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement