Selasa 05 May 2020 06:50 WIB

Kadinkes: 3 Penumpang KRL Positif Covid 19 Bukan Warga Bogor

Kadinskes Bogor memastikan tiga penumpang KRL yang positif Covid 19 bukan warga Bogor

Rep: Nugroho Habibi / Red: Bayu Hermawan
Covid-19 (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengatakan pihaknya telah melakukan penelusuran terhadap tiga penumpang kereta rel listrik (KRL) commuter line yang dinyatakan positif Covid 19. Kadinkes memastikan tiga penumpang itu bukan merupakan warga Kota Bogor.

Ketiganya laki-laki. Tidak ada yang warga Kota Bogor. Hasil telusur kami, dua orang tinggal di Jakarta, satu orang tinggal di Sukabumi," katanya dalam pesan resminya, Senin (4/5).

Baca Juga

Retno mengatakan, tiga penumpang itu diketahui bekerja di Jakarta. Setiap harinya, ia menjelaskan mereka menang menggunakan KRL sebagai moda transportasi. Retno menuturkan, pihaknya segera berkoordinasi dengan Dinkes DKI Jakarta dan Sukabumi agar mereka mendapatkan penaganan. 

"Kami meneruskan ke dinas kesehatan setempat dan kepada yang bersangkutan. Kami sudah memberikan saran untuk segera mendapatkan penanganan," ujarnya.

Meskipun bukan warga Bogor, Retno menyatakan, pihaknya tetap melakukan penelusuran kontak yang dilakukan tiga penumpang positif Covid 19 tersebut. Sebab, mereka telah melakukan perjalanan ke Kota Bogor dan mengikuti polymerase chain reaction (PCR) di Stasiun Bogor.

Diketahui, Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Provinsi Jawa Barat menggelar pemeriksaan PCR kepada penumpang dan petugas KRL di Stasiun Bogor pada 27 April 2020. Hasilnya, tiga penumpang dinyatakan positif Covid 19 yang berstatus orang tanpa gejala (OTG).

Retno menambahkan, adanya penumpang positif Covid 19 di KRL membuktikan bahwa lokasi transportasi publik berpotensi menjadi tempat persebaran Covid-19. Oleh karena itu, dia meminta, masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan bila beraktivitas di tempat umum. Retno mengimbau, bagi masyarakat yang harus keluar rumah agar tetap memperhatikan protokol pembatasan sosial berskala besar (PSBB). 

"Tetap pakai masker, jaga jarak. Kalau tidak penting-penting banget tidak usah keluar rumah. Kalau pakai moda transportasi umum, mempunyai risiko seperti itu yang kita tidak tahu,'' ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement