Senin 04 May 2020 14:25 WIB

BKKBN Luncurkan Laman Siap Nikah

Diluncurkannya laman Siap Nikah menjadi puncak wajah baru BKKBN.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Agus Yulianto
Kepala BKKBN dr.Hasto Wardoyo, Sp.OG (K)
Foto: dok. Humas BKKBN
Kepala BKKBN dr.Hasto Wardoyo, Sp.OG (K)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan laman siapnikah.org yang bekerja sama dengan Rumah Perubahan. Laman ini merupakan media edukasi mengukur kesiapan menikah bagi para pemuda di Indonesia.

Di dalam laman tersebut, terdapat kuesioner yang mengukur kesiapan menikah seseorang. Selain itu, terdapat bacaan-bacaan yang bisa dijadikan referensi anak muda mengenai mempersiapkan diri menjadi orang dewasa yang dapat memenuhi kebutuhannya. Artikel yang bisa dibaca dibagi menjadi tiga jenis yaitu siap nikah, siap finansial, dan parenting.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, saat ini pendekatan mengenai keluarga berencana harus diubah. Sejak awal tahun 2020 BKKBN mengubah wajah untuk disesuaikan dengan era milenial. Diluncurkannya laman Siap Nikah menjadi puncak wajah baru BKKBN.

"Program Siap Nikah ini harapannya menjadi pucncak dari kegiatan ini semua, di balik siap nikah ini kita punya banyak hal yang kita kemas," kata Hasto, dalam webinar peluncuran laman Siap Nikah, Senin (4/5).

Salah satu yang dilakukan BKKBN adalah membentuk Generasi Berencana (Genre). Genre adalah remaja usia 10-24 tahun yang memiliki perencanaan dalam mempersiapkan diri sehingga bsia menjadi anggota masyarakat yang baik.

Selain itu, BKKBN juga melakukan pembinaan kepada remaja. Ia mengungkapkan keinginannya agar BKKBN menjadi konselor sebaya untuk para remaja sehingga kegiatan sosialisasi KB bisa berjalan dengan baik diterima oleh para anak muda.  

Dia menjelaskan, saat ini Indonsia mengalami masalah yang cukup besar terkait dengan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) sejak bayi. Berdasarkan data BKKBN, sebanyak 30 persen bayi berisiko tidak memenuhi standar kesehatan saat lahir.

Apabila sejak awal bayi sudah tidak memenuhi standar kesehatan, maka akan sulit mengembangkan SDM ke depannya. Oleh karena itu, perlu dibina dengan mempersiapkan kehamilan dan sehat dan orang tua yang cukup umur baik secara fisik dan psikis.

Hasto menuturkan, di Indonesia 1 dari 9 wanita menikah di usia yang sangat muda. "Kemudian banyak yang tidak paham tentang masalah bagaimana mengatur jarak anak supaya anaknya sehat, tidak stunting, dan seterusnya," kata Hasto.

BKKBN juga mencatat banyak ibu yang melahirkan pada usia 15-19 tahun yaitu sekitar setengah juta kelahiran. Potensi bayi lahir dengan ukuran di bawah standar dan prematur semakin tinggi.

"Ini risiko kita punya calon bayi yang tidak sesuai standar saja 10 persen, lahir yang sebelum waktunya itu 20 persen. Jadi kita modal SDM yang di bawah standar itu 30 persen," kata dia menambahkan.

Direktur SUPD IV Ditjen Bina Bangda Kemdagri, Sri Purwaningsih menilai, laman yang disiapkan BKKBN sangat baik. Diharapkan, melalui laman ini remaja memiliki kesiapan dan perencanaan dalam membangun keluarga yang berkualitas.

Dia memunta, agar BKKBN benar-benar mengurusi laman ini dengan baik. Sebab, tujuan dan isi dari laman tersebut akan sangat bermanfaat bagi remaja-remaja di Indonesia.

"Jangan nanti setelah diluncurkan hari ini, kemudian besok tidak diurusi. Ini pekrejaan berat kita agar kita maintain website ini," kata Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement