Ahad 03 May 2020 19:40 WIB

Capai 115 Positif Covid-19, DIY Masih Kaji Opsi PSBB

DIY masih mempertimbangkan faktor lain seperti efek sosial ekonomi dari PSBB.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tanda jarak sosial dipasang di bangku jalur pedestrian Malioboro Yogyakarta, Ahad (3/5). Jumlah pasien positif COVID-19 di DIY sudah mencapai 114 pasien hingga Sabtu (2/5/2020)
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Tanda jarak sosial dipasang di bangku jalur pedestrian Malioboro Yogyakarta, Ahad (3/5). Jumlah pasien positif COVID-19 di DIY sudah mencapai 114 pasien hingga Sabtu (2/5/2020)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus positif terinfeksi virus Corona (Covid-19) di DIY sudah menyentuh angka 115 kasus pada 3 Mei 2020 ini. Walaupun begitu, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY mengaku masih mengkaji dan mengumpulkan data terkait kemungkinan diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pasalnya, eskalasi atau peningkatan kasus Covid-19 di DIY terus meningkat. Bahkan, dari sisi transmisi lokal juga sudah ada di DIY.

Tentunya, dengan hal ini DIY sudah masuk dalam kategori untuk dapat menerapkan PSBB. "Namun yang perlu dipertimbangkan hal lain adalah efek sosial ekonominya," kata Kepala Bagian Humas Biro Umum Humas dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji, Ahad (3/5).

Ketua Sekretariat Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY, Biwara Yuswantana mengatakan, pihaknya saat ini masih melakukan pendataan terhadap penyebaran Covid-19 di DIY. Terutama data dari klaster besar penularan Covid-19 di Kabupaten Sleman, Bantul dan Gunugkidul.

Data diharapkan dapat terkumpul dari pemeriksaan massal yang sudah diminta untuk dilakukan di tiga kabupaten tersebut. Sehingga, penyebaran dan transmisi di DIY dapat dipetakan dengan segera.

 

Dari data yang nanti terkumpul, akan dapat dilakukan langkah-langkah penanganan Covid-19. Termasuk kemungkinan dalam menerapkan PSBB.

"Akan dilakukan langkah-langkah lebih lanjut terkait peningkatan intensitas pengawasan dan pemeriksaan, serta kemungkinan lain seperti penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala besar). Jadi kita masih mengumpulkan data-data," jelasnya.

Menurutnya, jumlah kasus positif yang meninggal dunia di DIY terbilang tidak ada dalam dua pekan terakhir. Selain itu, ruang isolasi bagi kasus Covid-19 di DIY juga dinilai masih mencukupi. "Penanganan di DIY masih optimal," ujarnya.

Pada 3 Mei 2020 ini, di DIY ada tambahan satu kasus positif Covid-19. Kasus positif baru ini berjenis kelamin laki-laki berumur 37 tahun, warga Gunungkidul.

Juru Bicara Penanganan Covid-19 untuk DIY, Berty Murtiningsih mengatakan, tambahan kasus positif baru ini merupakan hasil pelacakan kontak terhadap klaster besar penularan Covid-19 oleh Dinkes Gunungkidul. Yakni penularan dari kegiatan tabligh di DKI Jakarta.

Sementara itu, kasus positif yag sudah dinyatakan sembuh juga bertambah satu kasus pada 3 Mei ini. Kasus positif yang sembuh ini merupakan kasus nomor 45 di DIY.

"Laporan kesembuhan kasus positif laki-laki yang berumur 59 tahun dan berasal dari Sleman. Total kasus positif yang sembuh sudah 49 kasus dan kasus positif yang meninggal ada tujuh orang," kata Berty.

Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang meninggal dunia juga bertambah tiga orang pada 3 Mei 2020. PDP meninggal dunia ini, pertama yakni berjenis kelamin laki-laki yang berumur 76 tahun, asal Gamping, Sleman.

"PDP ini meninggal pada 2 Mei dengan status belum sempat menjalani tes swab, namun tetap dilakukan tracing (pelacakan) oleh Dinkes Sleman," kata Berty.

PDP meningal dunia kedua yakni berjenis kelamin laki-laki yang berumur 61 tahun yang merupakan warga Berbah, Sleman. PDP ini sudah menjalani tes swab, namun meninggal pada 2 Mei di RSUP Dr. Sardjito saat masih dalam proses laboratorium.

PDP meninggal dunia ketiga berjenis kelamin perempuan yang berumur 63 tahun, asal Gamping, Sleman. PDP ini meninggal dunia pada 3 Mei di RS PKU Muhammadiyah Gamping dan sudah menjalani tes swab. "Hasil laboratorium dari swab yang PDP meninggal dunia belum keluar," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement