Jumat 01 May 2020 20:44 WIB

KBRI Pulangkan 98 Pekerja Migran Indonesia dari Brunei

Pekerja migran tersebut dipulangkan dengan menggunakan penerbangan khusus.

Bandara Soekarno Hatta (ilustrasi).
Foto: AP/Tatan Syuflana
Bandara Soekarno Hatta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bandar Seri Begawan memulangkan 98 pekerja migran Indonesia dari Brunei Darussalam.

Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam Sujatmiko melepas keberangkatan 98 pekerja migran Indonesia kembali ke tanah air menggunakan penerbangan khusus Royal Brunei Airlines pada Jumat (1/5).

Baca Juga

Penerbangan khusus itu diadakan setelah penutupan sementara penerbangan dari dan ke berbagai negara, termasuk ke Indonesia, sejak 23 Maret 2020 sebagai upaya membendung pandemiCOVID-19 di Brunei Darussalam.

Dalam sambutan kepada para WNI di bandara Internasional Brunei, Dubes Sujatmiko menyampaikan bahwa penerbangan khusus itu merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap kondisi pekerja migran Indonesia setelah wabah Covid-19 merebak di Brunei.

Sujatmiko berharap para WNI tersebut dapat kembali ke kampung halaman masing-masing dengan sehat dan selamat. Dia juga mengungkapkan bahwa proses pemulangan dilakukan secara mandiri dengan biaya dari para pekerja migran itu sendiri.

Sujatmiko menjelaskan bahwa penerbangan khusus itu dapat berlangsung atas kerja sama antara KBRI Bandar Seri Begawan, Pemerintah Brunei Darussalam, Kedutaan Besar Brunei Darussalam di Jakarta, dan maskapai Royal Brunei Airlines.

"Ini sebagai tanggapan KBRI atas permintaan para pekerja migran Indonesia yang hendak pulang ke Tanah Air namun terhambat karena tidak tersedia penerbangan ke Indonesia akibat penutupan sementara tersebut," ujar dia.

"Kami berharap para PMI dapat selalu menjaga kesehatan, menghindari penularan COVID-19 dan siap menerima protokol Covid-19 di Indonesia, termasuk karantina 14 hari," lanjutnya.

Penerbangan khusus itu diadakan untuk menghindari para pekerja migran Indonesia, yang telah selesai masa kontrak kerjanya tetapi tidak dapat pulang. Mereka telantar karena penerbangan dari Brunei ke Indonesia tidak tersedia.

Penerbangan khusus tersebut juga digunakan untuk memulangkan pekerja migran Indonesia yang mengalami pemutusan hubungan kerja karena tempat mereka bekerja sudah tidak beroperasi.

Dalam penerbangan tersebut, terdapat empat orang WNI yang sedang hamil. Salah seorang dari mereka berusaha kembali ke Tanah Air agar dapat melahirkan di Indonesia dengan didampingi oleh suami.

KBRI Bandar Seri Begawan membekali setiap penumpang dengan sarung tangan, masker, dan surat keterangan jalan. Selain itu, setiap penumpang diberi kartu kuning (Health Alert Card) dari Kementerian Kesehatan RI. Kartu tersebut harus diisi dan diserahkan kepada pihak berwenang saat mereka turun di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement