SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM- Seorang warga Dukuh Ploso, Desa Jati, Sumberlawang, Sragen dilaporkan meninggal dunia dengan status orang dalam pemantauan (ODP) corona. Warga berinisial P (45) itu meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di RSUD Sragen.
Almarhum sempat pulang dan menjalani karantina mandiri di rumahnya sebelum mengembuskan nafas terakhirnya, Rabu (29/4/2020) malam. Ironisnya, kematian almarhum sempat membuat warga ketakutan sampai enggan mendekat ke pemakaman.
Walhasil, Kades dan Sekdes terpaksa turun tangan mengawal pemakaman dan berjibaku menutup lubang pemakaman dari dinihari sampai Kamis (30/4/2020) pagi. Data yang dihimpun di lapangan, almarhum meninggal pukul 22.30 WIB.
Karena berstatus ODP corona, pemakaman dilakukan dengan protokol covid-19 yakni dilakukan oleh petugas medis dengan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Pemakaman dilakukan tengah malam hingga dinihari tanpa kehadiran warga.
Sejumlah petugas kepolisian dan Pemdes tampak mendampingi dan mengawal proses pemakaman. Menurut keterangan warga, almarhum punya riwayat pulang merantau dari Jakarta pada tanggal 19 April 2020 lalu dalam status OD.
Setiba di kampung, kemudian melapor ke Satgas Covid-19 desa dan melakukan karantina mandiri selama 14 hari. Selama 10 hari karantina, almarhum hanya bersama keluarga ayah kandungnya yang menderita diabetes akut dan ibunya yang bertani.
Saat dikonfirmasi, Kades Jati Muji Slamet membenarkan ada satu warganya yang meninggal dengan status ODP. Menurutnya yang bersangkutan memang pulang dari Jakarta sekitar 10 hari lalu dan saat meninggal masih dalam masa karantina.
Ia menyampaikan dari riwayatnya, yang bersangkutan memiliki penyakit stroke. Sempat dibawa ke RSUD dan kemudian pulang menjalani karantina, almarhum kemudian meninggal kemarin malam.
"Meninggalnya di rumah pada masa karantina mandiri. Sebenarnya almarhum punya riwayat penyakit stroke. Tapi mungkin karena baru pulang dari Jakarta dan statusnya ODP sehingga proses pemakaman tetap digelar sesuai protokol covid-19. Yang memakamkan tetap petugas medis mengenakan APD lengkap. Warga pada nggak berani, akhirnya saya dan Pak Carik yang mbantu nutup makamnya sampai pagi," tukasnya.
Selama karantina mandiri, yang bersangkutan mematuhi aturan tidak keluar rumah. Sehingga relatif tidak ada kekhawatiran karena statusnya hanya ODP dan tidak memerlukan tracking mendalam. Kades juga memastikan situasi warga sudah kondusif.