REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pemerintah Kabupaten Banyumas menyiapkan tiga opsi pilihan karantina bagi warga perantauan yang mudik ke Banyumas. Ketiga opsi tersebut menyangkut tempat yang akan menjadi tempat karantina.
''Saat ini ada tiga tempat karantina yang bisa dipilih pemudik,'' jelas Bupati Achmad Husein, Rabu (29/4).
Ketiga tempat tersebut, terdiri dari tempat karantina yang disediakan oleh pemerintah desa, tempat karantina yang disediakan Pemkab Banyumas yakni di GOR Satria, dan tempat karantina di hotel.
Khusus untuk pemudik yang memilih tempat karantina di hotel-hotel di Banyumas, Bupati mengaku sudah menjalin kerjasama dengan pihak PHRI untuk menyediakan tempat karantina bagi pemudik. Dalam kerja sama tersebut, pihak PHRI bersedia menyediakan tempat bagi warga yang dikarantina dengan pengawasan proses karantina oleh pihak Dinas Kesehatan.
''Namun karena proses karantinanya di hotel, maka ada biaya yang harus dibayar. Dan ini menjadi tanggung jawab pemudik yang memilih menjalani karantina di hotel,'' katanya.
Selama 14 hari, kata Bupati, para pemudik yang menjalani karantina di hotel tidak boleh ke luar lingkungan hotel. Dengan demikian, para pemudik yang menjalani karantina di hotel harus menginap di hotel tersebut selama 14 hari.
Sedangkan untuk tempat karantina di desa, Bupati menyebutkan, tidak semua pemerintah desa di Banyumas menyediakan tempat karantina. Dengan demikian, pemudik yang berasal dari desa-desa yang tidak memiliki tempat karantina, pilihannya adalah menjalani karantina di GOR Satria.
Untul itu, Bupati meminta agar bila ada warga yang mengetahui ada pemudik baru pulang kampung, agar segera mengontak gugus tugas. ''Nanti akan kita jemput untuk melaksanakan karantina di GOR Satria,'' jelasnya.
Dia menyebutkan, untuk mengantisipasi perkembangan Covid 19 saat ini, yang perlu diwaspadai adalah justru para OTG (Orang Tanpa Gejala). ''Orang tanpa gejala ini adalah orang yang tidak menunjukkan gejala sakit, namun mengidap virus. Yang jadi masalah, virusnya ini yang masih bisa menular pada yang sehat,'' katanya.
Untuk itu Bupati menyebutkan, mereka yang mudik dari daerah-daerah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) harus diwaspadai sebagai OTG.
''Hal inilah yang menjadi langkah kita melakukan karantina. Meski di daerah PSBB sudah dilakukan penyekatan, namun masih pemudik yang bisa lolos dari penjagaan dan masuk ke Banyumas,'' jelasnya.