REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- TNI sudah menyiapkan rencana kontingensi untuk menghadapi kemungkinan terburuk di tingkat keamanan masyarakat akibat wabah Covid-19. Pasukan-pasukan juga sudah disiapkan untuk menghadapi gejolak sosial yang mungkin dapat berdampak ke tindakan anarkis.
"TNI selalu berpikir yang terburuk yang harus disiapkan terutama dalam kondisi seperti sekarang," ujar Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI Sisriadi, dalam diskusi daring, Selasa (28/4).
Ia mengatakan, pandemi Covid-19 bukan semata-mata masalah kesehatan, tetapi ada juga masalah ekonomi yang ditimbulkan. Masalah ekonomi, kata dia, berkaitan erat dengan urusan perut. Itu dapat menjadi penyulut masalah yang lebih besar.
Untuk mengantisipasinya, TNI sudah membuat rencana kontingensi dalam menghadapi kemungkinan terburuk di tingkat keamanan masyarakat. "Menyiapkan pasukan-pasukan kita untuk menghadapi gejolak sosial yang mungkin bisa berdampak ke arah aanrkis. Sehingga dampak keamanan bisa diperkecil," tuturnya.
Sisriadi mengungkapkan, pihaknya juga telah bekerja sama dengan berbagai yang ada pada dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Kerja sama yang paling utama dilaksanakan dengan Kementerian Kesehatan dari tingkat pusat sampai ke unsur yang baling depan di daerah.
"Di bidang kesehatan kuratif, TNI menyediakan fasilitas kesehatan dan tenaga medis untuk memperkuat kapasitas perawatan pasien, sedangkan dibidang kesehatan preventif, TNI membantu sosialisasi dan edukasi masyarakat secara door to door," jelas Sisriadi.
Selain itu, TNI kini meningkatkan kapasitas 109 fasilitas pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh ketiga matra di seluruh daerah. Itu dilakukan agar fasilitas-fasilitas kesehatan tersebut dapat dipergunakan untuk penanganan Covid-19 di daerah.
"TNI meningkatkan kapasitas 109 fasilitas pelayanan kesehatan TNI matra darat, laut, dan udara. Sekarang dimulai peningkatan kesehatan agar dapat dijadikan rumah sakit rujukan di daerah," ujar Sisriadi.