REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ribuan nelayan yang ada di Padang, Sumatera Barat, terpaksa mengurangi frekuensi melaut akibat Covid-19. Sebelumnya, mereka biasa melaut lima kali sepekan, tetapi saat ini hanya tiga kali.
"Ada 7.076 nelayan di Padang yang mengurangi frekuensi melaut karena minimnya pembeli dan harga ikan mengalami penurunan sampai 25 persen," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang Guswardi di Padang, Selasa (28/4).
Menurut dia, pasokan ikan selama ini tidak ada kendala. Hanya saja yang menjadi persoalan, berkurangnya daya beli masyarakat sehingga nelayan terpaksa mengurangi intensitas melaut.
"Harga ikan yang biasanya Rp 40.000 per kilogram ada yang turun jadi Rp 25.000 per kilogram, hal ini tentu berdampak terhadap pendapatan nelayan, terutama nelayan yang menerima upah dari pemilik kapal," ujarnya.
Sebagai solusi, lanjutnya, jika nelayan tersebut masuk kategori miskin akan masuk dalam pendataan Dinas Sosial untuk kemudian mendapatkan bantuan.
Salah seorang nelayan asal Air Manis Padang, Adnil, mengakui sejak mewabahnya COVID-19 penjualan berkurang. "Biasanya empat kali seminggu melaut, sekarang cuma dua kali karena pembeli sedikit," katanya.