REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Kementerian Sosial menambah jumlah penerima bantuan sosial program sembako sebanyak 4,8 juta keluarga penerima manfaat (KPM) sebagai upaya perlindungan terhadap dampak wabah Covid-19. "Penambahan 4,8 juta KPM ini merupakan perluasan program sembako yang dulu dikenal dengan nama Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)," kata Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara di Ciputat, Tangsel, Selasa (21/4).
Mensos menambahkan dengan adanya penambahan sebanyak 4,8 juta. jumlah penerima Program Sembako menjadi 20 juta KPM di seluruh Indonesia pada 2020. "Sebelumnya jumlah penerima Program Sembako sebanyak 15,2 juta KPM. Sekarang menjadi 20 juta KPM," kata dia.
Hari ini, mensos menyerahkan secara simbolik kartu program sembako di Kantor Kelurahan Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel). Kemensos mencatat adanya penambahan jumlah KPM di kota Tangerang Selatan sebanyak 5.965 keluarga menjadi 19.249 KPM.
Program Sembako atau BPNT merupakan program reguler Kemensos sehingga berbeda dengan bantuan sembako presiden. Sekretaris Dirjen Penanganan Fakir Miskin Nurul Farijati menjelaskan KPM perluasan Program Sembako akan mendapatkan bantuan setiap bulan Rp200 ribu hingga Desember.
"Mereka yang mendapatkan perluasan ini sudah masuk basis data terpadu Kemensos," jelas Nurul.
Nurul menambahkan program sembako ini berbeda dengan bantuan sembako presiden senilai Rp600 ribu selama tiga bulan sebagai antisipasi dampak COVID-19 bagi masyarakat rentan. "Kalau yang bantuan sembako Presiden itu sebulan cair dua kali dengan nilai Rp300 ribu, yang diwujudkan dalam bentuk sembako antara lain beras, sarden, kornet, minyak goreng, sambal, kecap, mi instan, dan sabun mandi," ucapnya.
Untuk di Kelurahan Sawah, Ciputat, tercatat 198 keluarga KPM. Salah satunya adalah seorang kakek renta bernama Kento (78). Dia sehari-hari berprofesi sebagai buruh tani dan serabutan. Dia mengaku namanya tak terdaftar pada program sosial sebelumnya.
"Terima kasih, pasti senang dengan bantuan ini. Apalagi zamannya sulit begini, saya kerja serabutan, kadang tani kadang yang lain. Sekarang udah di rumah aja enggak punya kerjaan lagi akibat Covid-19," ungkap Kento.