REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berpendapat, peran seorang perempuan selama masa pandemi Covid-19, benar-benar sangat diuji di semua lini dan bidang kehidupan. Tidak hanya di sektor domestik rumah tangga, namun juga pendidikan, ekonomi, serta kesehatan, dengan menjadi garda terdepan penanggulangan Covid-19.
Hal ini, kata Khofifah, dapat terlihat dari data yang dirilis Persatuan Perawat Nasional Indonesia atau PPNI. Dimana mayoritas perawat yang meninggal adalah perempuan. Dari 16 orang perawat yang meninggal akibat Covid-19, 11 orang di antaranya adalah perempuan.
"Jadi Hari Kartini tahun ini bukan lagi berbicara tentang kesetaraan, tapi signifikansi peran dan tanggung jawab yang diemban para perempuan tersebut," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Selasa (21/4).
Di sektor domestik rumah tangga, lanjut Khofifah, perempuan diharuskan ikut turut menjaga keselamatan seluruh anggota keluarga dan memastikan setiap anggota keluarga tetap sehat dan terjaga asupan gizinya. Belum lagi, mereka juga diharuskan menjadi teman sekaligus guru bagi anak-anak selama masa belajar di rumah.
Dalam hal ekonomi keluarga, lanjut Khofifah, perempuan harus mampu mengelola cashflow agar bisa memenuhi kebutuhan selama masa darurat. "Bukan tidak mungkin pendapatan keluarga berkurang atau bahkan terkena PHK, sehingga peran perempuan dalam mengatur keuangan rumah tangga sangat dibutuhkan," ujar Khofifah.
Khofifah mengatakan, tidak ada pilihan lain bagi perempuan selama masa pandemi Covid-19. Selain tentunya tetap berdiri tangguh dengan seluruh peran yang diemban.