REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Direktur Prasarana Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Edi Nursalam mengatakan pengguna jasa transportasi kereta commuter line (KRL) setelah penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menurun drastis sampai dengan 85 persen.
Edi Nursalam yang memantau jumlah pemberangatan KRL dari Stasiun Bogor, pada Senin (20/4) pagi, mengatakan, sejak pukul 05:00 WIB hingga pukul 06:00 WIB, sudah ada 14 rangkaian KRL yang berangkat dari Stasiun Bogor menuju ke Stasiun Jakarta Kota dan Stasiun Tanah Abang.
"Dalam kondisi normal, perjalanan KRL selama satu jam hingga pukul 06:00 WIB, dari Stasiun Bogor sudah memberangkatkan sekitar 10.000 orang penumpang, tapi pada Senin hari ini baru memberangkatkan sekitar 1.700 orang penumpang. Penurunannya sudah jauh sekali," kata Edi.
Menurut Edi Nursalam, penurunan penumpang yang sangat drastis menunjukkan banyak warga Bogor yang memilih berada di rumah dari pada pergi menggunakan KRL.
"Saya berharap, PSBB bisa berhasil karena targetnya mengurangi pergerakan orang semaksimal mungkin, untuk memutus rantai penyebaran Covid-19," katanya.
Edi menjelaskan, BPTJ sudah dua kali melakukan rapat dengan instansi terkait pengelola KRL, guna mengantisipasi adanya lonjakan penumpang.
"Kalau ada lonjakan penumpang KRL, kita antisipasi dengan menyediakan 15 unit bus, untuk mengalihkan penumpang KRL. Ternyata, tidak ada lonjakan penumpang KRL," katanya.