REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan apresiasi kepada para seniman dan juru rawat cagar budaya karena selama ini dinilai berdedikasi untuk kemajuan seni budaya di daerah setempat.
"Ini apresiasi dari kami kepada para seniman yang telah mengabdikan dirinya untuk pengembangan seni budaya daerah," ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Ahad (19/4).
Apresiasi dari orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut berupa uang tunai dan paket sembilan bahan pokok, juga sebagai salah satu upaya membantu meringankan beban ekonomi di tengah merebaknya pandemi Covid-19.
"Semoga bisa membantu perekonomian keluarga di tengah Covid-19 ini," ujar gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.
Pemberian apresiasi, kata dia, sebenarnya rutin dilaksanakan setiap setelah bulan puasa. Namun dengan pertimbangan pandemi Covid-19 ini, pelaksanaannya dimajukan sebelum Ramadhan.
Apresiasi tersebut diberikan kepada 750 orang seniman berprestasi dengan uang senilai Rp 1 juta per orang dan 240 orang juru rawat cagar budaya yang masing-masing mendapat uang tunai senilai Rp 1.050.000 per orang.
Sementara itu, salah seorang seniman Ludruk, Lupus mengapresiasi bantuan yang diberikan Gubernur Khofifah.
"Biasanya saya sebagai seniman menghibur pemerintah dan banyak orang. Sekarang giliran pemerintah yang menghibur kami sebagai seniman," katanya.
Terkait pandemi Covid-19, ia juga menyampaikan bahwa banyak kerja seniman yang dibatalkan dan berharap virus tersebut segera berakhir.
Pada kesempatan tersebut, beberapa seniman turut hadir dan menerima apresiasi secara simbolis, yakni seniman ludruk seperti Lupus, Kartolo, Sapari, Ndemo, Bu Nonik, dan Bu Tina.
Kemudian, seniman rupa seperti Marsiam, Budi Bi, Aime, Anang Timur, Aris Darmawan dan Aris Daboel. Selanjutnya, seniman musik Nasar Bathati dan Yoyok Fals, seniman teater Dedy Obenk serta Saryono mewaliki seniman tari.
Sedangkan, nama-nama juru rawat cagar budaya penerima simbolis bantuan, yaitu R Slamet Acep (makam Pangeran Tengah Arosbaya Bangkalan), Adi Purwanto (makam Sunan Giri Gresik), Hartono (makam Putri Cempa Mojokerto), Semin (Candi Pari Sidoarjo) serta R. Moch Zainul Aziz (makam Sunan Drajat Lamongan).