REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Sapto Andika Candra
Dokter spesialis paru-paru Rumah Sakit (RS) Persahabatan Andika Chandra Putra menilai Indonesia sudah melewati fase inisiasi atau awal gelombang penyebaran pandemi Covid-19. Saat ini Indonesia memasuki fase akselerasi wabah tersebut.
"Jadi, kita (di Indonesia) ini fase inisiasi, fase awal," kata Andika melalui sambungan telepon di Jakarta, Rabu (15/4).
Setelah fase awal tersebut, Indonesia kemudian akan memasuki fase akselerasi, yang ditunjukkan dengan laporan kasus baru yang terus meningkat. Selanjutnya adalah fase puncak yang ditandai dengan jumlah laporan kasus paling tinggi dibandingkan sebelum dan sesudahnya.
Kemudian, seperti yang terjadi di beberapa negara lain di dunia yang mengalami gelombang kedua, Indonesia harus mencegah adanya gelombang kedua penyebaran virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19. Gelombang kedua tersebut, menurut dia, berdasarkan penemuan kasus di luar negeri ditandai dengan pengulangan kasus infeksi pada seseorang yang sebelumnya telah dinyatakan negatif dari virus berbahaya itu.
"Second wave itu saya lihat agak normal karena dalam satu pandemi kita tahu ada beberapa fase. Apalagi, ini pandemi yang sifatnya infeksi. Tentu ada risiko reinfeksinya bisa saja terjadi," katanya.
Kemungkinan tersebut dapat terjadi seperti halnya yang terjadi di negara-negara lain, yang melaporkan gelombang kedua penyebaran wabah tersebut dari kasus-kasus yang datangnya dari luar. "Jadi, mereka dalam beberapa hari kasusnya zero, kemudian lockdown dikurangi. Tetapi, kemudian kasusnya naik lagi dari imported cases," ujarnya.
Untuk itu, ia menyarankan agar kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) lebih diperketat. Selain itu, menurut dia, masyarakat perlu lebih waspada terhadap kemungkinan penyebaran virus.
In Picture: Calon Penumpang KRL di Bogor Abaikan Physical Distancing
Tembus 5.000 kasus
Pemerintah pada Kamis (15/4) mencatat ada penambahan sebanyak 297 kasus positif Covid-19 sepanjang 24 jam terakhir. Artinya sampai Kamis, sudah ada 5.136 pasien yang terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona.
Angka ini didapat dari pemeriksaan lebih dari 33.001 spesimen dari pasien terduga dan positif Covid-19 di seluruh Indonesia. Sisanya, sebanyak 27.865 spesimen dinyatakan negatif.
"Data yang kami himpun berjenjang sejak dinkes kota ke dinkes provinsi dan diakumulasi secara nasional," jelas Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, Rabu (15/4).
Selain itu pemerintah juga merilis jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di seluruh Indonesia sebanyak 165.549 orang, serta pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 11.165 orang. Dari jumlah pasien positif Covid-19, tercatat ada penambahan 20 orang pasien yang sembuh. Sehingga total pasien sembuh sebanyak 446 orang.
Sementara itu, tercatat juga penambahan 10 orang pasien yang meninggal dunia. Sehingga jumlah keseluruhan pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia sebanyak 469 orang. Artinya, rasio kematian terhadap jumlah pasien Covid-19 adalah 9,13 persen.
DKI Jakarta menjadi provinsi yang menyumbang jumlah pasien sembuh terbanyak, yakni 164 orang. Diikuti Jawa Timur dengan 81 orang sembuh, Sulawesi Selatan dengan 42 orang sembuh, Jawa Barat dengan 23 pasien sembuh, dan Bali dengan 23 pasien sembuh.
Yurianto sebelumnya menjelaskan, masa inkubasi virus corona di Indonesia selama lima sampai enam hari. Dengan demikian, kata dia, masa inkubasi ini lebih cepat dibandingkan rata-rata yang menyebutkan 14 hari.
"Namun data yang kita miliki bahwa rata-rata inkubasi yang terjadi di negara kita adalah pada kisaran antara lima sampai enam hari," ujar Yurianto dalam video telekonferensi di Jakarta, Jumat (10/4).
Ia menutukan, waktu masa inkubasi ini diperoleh berdasarkan hasil evaluasi penambahan jumlah kasus baru virus corona selama ini. Artinya, kasus positif yang didapatkan setiap harinya merupakan kasus yang terinfeksi pada lima sampai enam hari yang lalu.
"Oleh karena itu gambaran penambahan kasus hari demi hari itu adalah merepresentasikan apa yang terjadi di lima sampai enam hari yang lalu," kata Yurianto.
Yurianto kembali mengajak masyarakat untuk tetap melakukan penjagaan jarak sosial dan fisik saat berkomunikasi dengan orang lain. Masyarakat juga diminta tetap menjaga pola hidup sehat, dengan makan makanan bergizi, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan mengenakan masker saat bepergian.