Senin 13 Apr 2020 22:08 WIB

Pemerintah Disarankan Perluas Penerima BLT Rentan Miskin

Pemerintah perlu perluas penerima BLT bagi warga rentan miskin di luar Jabodetabek.

Interaksi pedagang kopi keliling dengan pembeli ditengah pandemi virus corona di Jakarta, Jumat (3/4/2020). Pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan tengah melakukan finalisasi skema pemberian BLT sebagai salah satu stimulus bagi masyarakat yang dirugikan akibat pandemi COVID-19 yang akan menyasar kepada 40 persen warga miskin yang paling berhak
Foto: ANTARAFOTO
Interaksi pedagang kopi keliling dengan pembeli ditengah pandemi virus corona di Jakarta, Jumat (3/4/2020). Pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan tengah melakukan finalisasi skema pemberian BLT sebagai salah satu stimulus bagi masyarakat yang dirugikan akibat pandemi COVID-19 yang akan menyasar kepada 40 persen warga miskin yang paling berhak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira mendorong pemerintah memperluas jumlah penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi warga rentan miskin di luar Jabodetabek. "Kalau sembilan juta orang, saya kira masih kecil karena jumlah orang rentan miskin di Indonesia mencapai 115 juta orang data Bank Dunia," katanya dihubungi di Jakarta, Senin (13/4).

Bank Dunia pada akhir Januari 2020 merilis laporan Aspiring Indonesia, Expanding the Middle Class yang menyebutkan 115 juta masyarakat Indonesia dinilai rentan miskin. Pemerintah akan menyalurkan kebutuhan pokok bagi warga di Jabodetabek sekitar 4,1 juta orang dan BLT di luar kawasan Jabodetabek sekitar sembilan juta keluarga di Indonesia yang terdampak wabah Virus Corona baru atau Covid-19.

Baca Juga

Menurut dia, kelompok yang juga terdampak dari COVID-19 adalah masyarakat yang sebelumnya tergolong menengah, tetapi keadaan ekonominya berubah cepat menjadi rentan miskin. Mereka juga awalnya tidak masuk kategori penerima bantuan dan tidak berada di bawah garis kemiskinan.

"Warga rentan miskin ini jumlahnya cukup besar, apalagi di tengah pembatasan sosial berskala besar, pendapatan mereka turun tajam," katanya.

Menurut dia, kelompok yang rentan miskin ini salah satunya para pengemudi ojek dalam jaringan atau ojek daring serta pekerja informal lainnya. Bhima menambahkan apabila pengemudi ojek daring itu mendapatkan BLT maka ini akan memudahkan pemerintah dalam menjamin tepat sasaran untuk penyaluran dana karena mereka sudah terdata perusahaan aplikasi lengkap dengan nomor rekening mereka.

Sedangkan bagi warga miskin, lanjut dia, pemerintah sudah menganggarkan bantuan mereka dalam belanja negara setiap tahun baik dalam bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) atau bantuan pangan nontunai. "Ada atau tidak ada Virus Corona memang masyarakat miskin sudah dapat bantuan yang sudah dianggarkan," katanya.

Sebelumnya, Menteri Sosial Juliari Batubara menyebutkan sebanyak 4,1 juta warga di Jabodetabek akan mendapatkan paket sembako senilai Rp600 ribu per bulan diberikan selama tiga bulan. Sedangkan, sekitar 9 juta keluarga terdampak COVID-19 yang mendapatkan BLT sebesar Rp600 ribu per bulan selama tiga bulan untuk yang berada di luar Jabodetabek.

Bantuan sosial itu akan diberikan kepada warga yang belum menerima bantuan sosial lain seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan Kartu Pra Kerja.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement