REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Bekasi Peno Suyatno mengatakan Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) bidang industri di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, masih tetap bertahan dan menunjukkan eksistensi mereka saat kondisi wabah Virus Corona baru atau Covid-19. "Boleh dibilang UMKM kita tahan banting karena masih bisa bertahan meski omzet yang mereka dapat turun hingga 20 persen," kata Peno di Cikarang, Jawa Barat, Ahad (12/4).
Hal itu diketahui, kata dia, usai pihaknya melakukan pendataan terkini terhadap para pelaku UMKM eksis sesuai permintaan Kementerian Perindustrian (Kemenperin). "Kita sih berharap mudah-mudahan para pelaku UMKM kita mendapat bantuan dari pusat mengingat kondisi mereka saat ini," ungkap Peno.
Dari hasil pendataan itu pula diketahui mayoritas pelaku UMKM di wilayah itu kini memasarkan produknya menggunakan sistem dalam jaringan (daring) atau online. "Hal ini yang menyebabkan mereka masih tetap eksis di tengah pandemi Corona. Tidak terlalu berpengaruh besar," kata dia.
Peno menyebut dari total 1.500 lebih UMKM se-Kabupaten Bekasi, pelaku usaha di sektor kuliner dan kerajinan tangan menjadi sektor usaha yang tidak terlalu terdampak pandemi Covid-19. "Mereka masih terus eksis dan memasarkan produknya. Yang cukup menggembirakan ada beberapa pelaku usaha UMKM yang mampu mengekspor produk handycraft dan sepatu hingga ke Jerman," ucapnya.
Pelaku UMKM Kabupaten Bekasi Abdullah (36) mengatakan usahanya masih tetap bertahan di masa pandemi COVID-19 karena memanfaatkan program e-smart yang digagas pemerintah daerah sebelumnya. Program e-smart ini sebagai upaya transfer pengetahuan dalam pemanfaatan teknologi digital.
"Ilmu yang saya dapat dari pelatihan Dinas Perindustrian Kabupaten Bekasi jauh hari sebelum pandemi ini terjadi sudah saya terapkan dan Alhamdulillah hasilnya positif. Buktinya saya masih dibanjiri orderan pelanggan sampai detik ini," katanya.