Senin 13 Apr 2020 06:35 WIB

Penambahan Tertinggi dalam 24 Jam: Total Kasus Covid 4.241

Diumumkannya 399 kasus positif baru Covid-19 jadi akumulasi tertinggi dalam 24 jam.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/dhemas reviyanto
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Amri Amrullah

Sejak Sabtu (11/4) hingga Ahad (12/4), pemerintah mencatat ada penambahan sebanyak 399 pasien positif Covid-19. Angka ini menjadi yang tertinggi sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret.

Baca Juga

Hingga Ahad (12/4), secara total sudah terdapat 4.241 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia. Selain itu, terjadi penambahan pasien sembuh sebanyak 73 orang dalam satu hari terakhir. Artinya, sudah ada 359 pasien yang dinyatakan sembuh dari infeksi virus corona.

Daerah yang mencatatkan kasus sembuh terbanyak dalam 24 jam terakhir di antaranya adalah DKI Jakarta dengan 142 pasien sembuh, Jawa Timur dengan 68 kasus sembuh, dan Sulawesi Selatan dengan 25 kasus sembuh. "Ini optimisme kita bahwa Covid-19 bisa disembuhkan dengan baik," ujar juru bicara pemerintah dalam penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, Ahad (12/4).

Sementara itu, tercatat juga penambahan kasus meninggal dunia sebanyak 46 orang dalam satu hari kemarin. Artinya, total sudah ada 373 pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia. Rasio pasien yang meninggal dunia terhadap jumlah keseluruhan pasien positif Covid-19 di Indonesia sebesar 8,8 persen.

Terus bertambahnya kasus positif, menurut Yurianto, menunjukkan bahwa penularan melalui kontak dekat masih terus terjadi di lapangan. Ia kembali mengingatkan masyarakat untuk benar-benar jaga jarak dalam berkomunikasi dan tetap tinggal di dalam rumah.

"Jangan lakukan perjalanan ke mana pun. Risikonya sangat besar," kata Yurianto.

Yurianto juga menyebutkan, pemerintah telah memeriksa lebih dari 27 ribu spesimen dari pasien terduga dan positif Covid-19 di seluruh Indonesia. Seluruh spesimen itu diperiksa di lebih dari 60 laboratorium yang tersebar di 34 provinsi.

Dari seluruh spesimen yang diperiksa, 4.241 di antaranya dinyatakan positif dan 359 pasien dinyatakan sembuh per Ahad (12/4). Pasien sembuh merupakan pasien yang hasil tesnya dinyatakan negatif dalam dua pemeriksaan berurutan.

"Sampai hari ini lebih 27 ribu orang yang sudah diperiksa dengan PCR real time. Ini menunjukkan bahwa kami secara serius mencari kasus positif terkonfirmasi," ujar Yurianto.

Selain memeriksa spesimen melalui metode PCR, pemerintah juga menggencarkan rapid test atau tes cepat dengan mengecek antibodi seseorang. Rapid test memang tidak seakurat PCR, tetapi diyakini mampu membantu pemerintah dalam memetakan sebaran Covid-19 di Indonesia. Rapid test, ujar Yurianto, juga telah direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pemeriksaan, baik dengan rapid test maupun PCR, merupakan jurus pemerintah untuk mengetahui sebanyak mungkin pasien positif Covid-19. Dari pasien positif inilah kemudian otoritas kesehatan, melalui dinas kesehatan di setiap daerah, melakukan penjejakan atau pelacakan terhadap siapa pun yang pernah kontak langsung dengan pasien.

"Karena pada kasus positif inilah sumber penularan terjadi dan lebih dari 60 laboratorium kami aktifkan dengan kapasitas yang semakin kita tingkatkan," kata Yurianto.

Khusus untuk rapid test, pemerintah memprioritas pelaksanaannya terhadap tiga kelompok. Pertama, pihak-pihak yang pernah melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19. Kedua, petugas medis yang menangani langsung pasien Covid-19. Ketiga, masyarakat yang tinggal di wilayah dengan kasus positif Covid-19 terbanyak.

"Dan kami lakukan screening terhadap gejala yang mengarah kepada Covid-19," katanya.

Kasus di DKI

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta pada Ahad (12/4) mengumumkan perkembangan terkini. Berdasarkan data yang dimiliki gugus tugas di Jakarta setidaknya 2.082 kasus positif Covid-19.

Ketua II Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta, Catur Laswanto, memaparkan, sebanyak 142 orang dinyatakan telah sembuh dari total 2.082 orang kasus positif dengan jumlah pasien meninggal sebanyak 195 orang. "(Sebanyak) 1.278 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 467 orang melakukan self isolation di rumah. Sebanyak 867 orang masih menunggu hasil laboratorium," ungkapnya, Ahad (12/4).

Sementara itu, dia melanjutkan, tenaga kesehatan yang positif terinfeksi Covid-19 sejumlah 174 orang. Dua orang di antaranya meninggal, 23 orang sembuh. Mereka tersebar di 41 rumah sakit, satu klinik, dan empat puskesmas Jakarta.

Orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 2.897 orang (2.333 sudah selesai dipantau dan 564 masih dipantau). Sementara itu, pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 2.394 orang (1.263 sudah pulang dari perawatan dan 1.131 masih dirawat).

Selain itu, menurut dia, Pemprov DKI Jakarta juga masih terus melakukan rapid test di enam wilayah kota/kabupaten administrasi DKI Jakarta dan Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP). "Sampai dengan Sabtu, 11 April 2020, total sebanyak 36.393 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase positif Covid-19 sebesar 3,2 persen, dengan rincian 1.148 orang dinyatakan positif Covid-19 dan 35.245 orang dinyatakan negatif," katanya.

Catur mengungkapkan, pendistribusian bantuan sosial (bansos) untuk warga miskin dan rentan miskin terdampak Covid-19 juga masih berlangsung. Pada hari keempat pelaksanaan, Ahad (12/4), Pemprov DKI Jakarta mendistribusikan bantuan di tujuh kelurahan, dengan jumlah 101 RW.

"Total paket bantuan sosial yang didistribusikan pada hari keempat yaitu 29.831 paket," katanya.

Bantuan yang diberikan berupa paket komoditas bahan pangan pokok seperti beras 5 kg satu karung, sarden dua kaleng kecil, minyak goreng 0,9 liter satu pouch, biskuit dua bungkus, masker kain dua pieces, dan sabun mandi dua batang. Paket ini, menurut dia, disiapkan oleh Perumda Pasar Jaya dengan pengemasan yang rapat untuk menjaga agar barang tetap higienis.

Bantuan sosial yang didistribusikan tersebut langsung diantar ke rumah warga. Dengan demikian, tidak ada warga yang berkumpul untuk mengambil bantuan agar meminimalisasi potensi penularan Covid-19. Program ini berlangsung dua pekan selama masa pembatasan sosial berskala besara (PSBB) diberlakukan.

photo
Menahan Ledakan Covid-19 Lewat PSBB Jawa dan Larangan Mudik - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement