Sabtu 11 Apr 2020 03:42 WIB

Rektor IPB Berbagi Pengalaman Kuliah Daring Saat Pandemi

IPB telah melaksanakan Ujian Tengah Semester (UTS) secara daring di awal Maret lalu.

Rektor IPB, Prof Dr  Arif Satria.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Rektor IPB, Prof Dr Arif Satria.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini membuat semua lembaga pendidikan mengalihkan kegiatan akademiknya secara daring atau online. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi risiko penyebaran wabah Corona alias Covid-19.

Terkait dengan hal tersebut, pada Rabu  (8/4), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Gelar Wicara Radio bertajuk "Kebijakan dan Praktik Baik Pembelajaran Daring untuk Perguruan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19".

Gelar wicara radio itu menghadirkan nara sumber Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Prof Nizam;  Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria, dan Rektor Universitas Negeri Medan, Dr Syamsul Gultom. Gelar Wacara Radio ini disiarkan melalui RRI Pro 3 FM dan RRI Net (rri.co.id).

Prof Nizam menjelaskan,  kegiatan akademik secara daring dilakukan dalam rangka mencegah penularan dan penyebarluasan virus Covid-19 di kalangan pelajar. Keputusan tersebut secara resmi dirilis sejak awal Maret lalu melalui surat edaran yang ditujukan kepada perguruan tinggi supaya melakukan kuliah secara daring terutama bagi perguruan tinggi yang berara pada zona merah atau daerah yang telah ditemukan kasus positif Covid-19.

"Bagi perguruan tinggi yang belum pernah melakukan kuliah secara daring, Kemendikbud memberikan fasilitas yang bernama SPADA. Pada fasilitias ini, perguruan tinggi dapat saling sharing materi kuliah sehingga perguruan tinggi yang belum pernah melakukan kuliah daring sebelumnya bisa memanfaatkan materi kuliah dari perguruan tinggi lainnya," papar Prof Nizam dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Ia juga menjelaskan bagi perguruan tinggi yang belum memiliki fasilitas online seperti LMS atau sejenisnya, Kemendikbud telah berkoordinasi dengan berbagai penyedia jasa untuk memberikan akses pembelajaran secara daring melalui googlemeet, google classroom, dan media sejenis lainnya. Tidak hanya itu, Prof Nizam menjelaskan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan layanan provider supaya memberikan fasilitas bagi para pelajar yang mengakses media belajar secara online.

"Kalau ini sifatnya umum, sehingga kami tidak bisa meminta provider untuk me-nol rupiah-kan untuk akses ke laman-laman tersebut. Yang dilakukan provider adalah diskon, jadi ada beberapa paket diskon yang diberikan oleh provider untuk akses ke platform pembelajaran secara daring ini," tambah Prof Nizam.

Berkaitan dengan kampus merdeka, Prof Nizam menjelaskan bahwa kegiatan perkuliahan dan pembelajaran tidak harus dilakukan di dalam kelas maupun laboratorium. Jadi dimanapun mahasiswa bisa mendapatkan ilmu, tambahan kompetensi maupun skill, sehingga mahasiswa dapat melakukan berbagai kegiatan yang merupakan bagian dari mendapatkan ilmu dan kompetensinya. “Kegiatan yang dimaksud antara lain adalah mengikuti kegiatan kerelawanan, penelitian atau membuat proyek dan kegiatan lain yang sifatnya non tatap muka secara langsung,” tuturnya.

Sementara itu, berkaitan dengan kegiatan perkuliahan secara daring, Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria mengaku pihaknya telah melaksanakan kegiatan Ujian Tengah Semester (UTS) secara daring di awal Maret lalu. "Mau tidak mau perguruan tinggi harus beradaptasi dengan keadaan ini dan IPB University telah melakukan kegiatan UTS melalui daring sejak bulan Maret lalu," papar Prof Arif.

Untuk menunjang kesuksesan kegiatan pembelajaran daring, Prof Arif Satria menjelaskan bahwa IPB University akan memberikan subsidi internet sebesar 150 ribu rupiah setiap bulan selama tiga bulan ke depan bagi mahasiswa. Kegiatan kuliah daring ini akan dilakukan sebanyak tujuh kali pertemuan untuk masing-masing mata kuliah dan ditambah satu kali untuk pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS) mendatang.

"Mengingat mahasiswa di IPB University banyak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, maka IPB University memberikan kebijakan khusus yaitu dengan memberikan insentif sebesar 150 ribu rupiah yang nanti akan dipotong dari Uang Kuliah Tunggal (UKT)," jelas Prof Arif.

Di samping itu, Prof Arif mengaku sedang berkoordinasi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tentang pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tengah-tengah wabah saat ini. Ia menyebutkan bahwa kegiatan KKN nanti akan dilakukan sesuai dengan kondisi wabah Covid-19 yang terjadi saat ini.

"Namun yang lebih penting adalah perguruan tinggi mememiliki peran penting sebagai perumusan dasar secara sains bagi penentuan kebijakan pemerintah. Dengan adanya kajian-kajian maupun penelitian secara sains dari perguruan tinggi, diharapkan kebijakan pemerintah dapat lebih efektif dan efisien," ungkap Arif Satria.

Dalam rangka mengatasi kegelisahan ekonomi di lingkungan kampus, IPB University telah membagikan paket sembako sebanyak 1.500 paket bagi masyarakat sekitar kampus yang terdampak, seperti tukang ojek, pedagang, maupun masyarakat lainnya. Tidak hanya itu IPB University juga telah mendistribusikan peralatan kesehatan bagi puskesmas, rumah sakit dan dinas kesehatan di Kabupaten dan Kota Bogor.

"Kami juga memberikan pelayanan makan dan kesehatan bagi mahasiswa yang masih bertahan di dalam kampus. Karena bagaimanapun kondisi saat ini mengharuskan peran berbagai pihak untuk saling berkolaborasi," tambah Prof Arif.

Rektor IPB University juga menjelaskan saat ini IPB University sedang menunggu legalitas dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk melakukan uji laboratorium swab untuk tes Covid-19. Arif mengaku, saat ini IPB University memiliki fasilitas polymerase chain reaction (PCR) yang dapat digunakan untuk tes Covid-19.

"Apabila legalitasnya sudah keluar,  maka uji swab  dapat dilakukan di IPB University dan dengan demikian dapat mempercepat waktu pengujian," pungkas Prof Arif Satria.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement