Rabu 08 Apr 2020 15:43 WIB

Gerakan Sedekah Nasional Hadapi Pandemi Covid-19

Gerakan Sedekah Nasional setidaknya bisa meringankan beban selama pandemi covid-19.

Ustadz Yusuf Mansur mengajak umat Muslim bersama-sama dalam Gerakan Sedekah Nasional guna menghadapi pandemi covid-19.
Foto:

Hari ini kita hadapi masalah kompleks. Kelangkaan peralatan medis dan berbagai kebutuhan kesehatan masyarakat, serta kesulitan masyarakat kecil mendapat pemasukan yang normal, harus ditangani bersama-sama. Gerakan Sedekah Nasional setidaknya bisa meringankan beban dan hal itu dapat dilakukan di tiap lingkungan terkecil kita masing-masing.

Republik Ceko dapat menjadi teladan, dengan melihat mereka mampu membuat 10 juta masker. Perusahaan, konveksi, rumah jompo, dan lainnya bergerak bersama membikin masker dan dibagikan secara gratis. Hanya dalam tempo 3 hari, kebutuhan domestik terpenuhi. Kita sebagai negara berpenduduk Muslim mestinya iri karena ajaran agama kita mengajarkan humanisme semacam itu. Tidaklah heran Muhammad Abduh berujar: "wajattul islama fil ghorb, wa wajjtul muslimina fi syarq (kutemukan ajaran Islam di Barat, tapi hanya orang Islam di Timur."

Pada saat Covid-19 melanda, Pemerintah sudah ambil kebijakan. Salah satunya Presiden Jokowi meminta Kartu Pra Kerja diprioritaskan bagi korban PHK akibat Covid-19 (Kompas, 7/4/2020). Hal ini baru dari satu sisi. Sisi lain, semua elemen masyarakat, kaya maupun miskin, juga perlu meneladani para salafus sholeh, yakni berbersedekah semampunya kepada orang-orang terdekatnya. Tidak perlu besar, yang penting ikhlas.

Sementara yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan juga sudah kongkrit, menjadi pelopor dari upaya antisipasi awal, kemudian langkah pencegahan, sekaligus sosialisasi dan juga langkah mitigasi dan antisipasi ke depan. Termasuk belakangan, menerapkan status pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kebijakan ini bisa menjadi contoh kepala daerah di wilayahnya masing-masing.

Efek dari kebijakan itu di antaranya adalah menutup akses bagi sumber ekonomi menengah ke bawah, karenanya, masa karantina ini sungguh berdampak besar terhadap ekonomi rakyat kecil. Satu contoh kecil, Kepala Dinas Sosioal Kabupaten Bandung Barat, Heri Partomo, menyebut wabah Covid-19 ini memicu tumbuhnya warga miskin baru.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga sudah menyediakan kuota bantuan bagi 54.709 Kepala Keluarga akibat wabah corona ini (7/4/2020). Dengan kata lain, satu persatu kepedulian pemerintah sudah mulai terlihat. Kita bisa merujuk kebijakan politik begini kepada keputusan sahabat Khalid bin Walid ra.

Sementara teladan individual dari generasi salafus sholeh, hari ini kita bisa melihat melihatnya dalam aksi sosial sebagian masyarakat. Salah satu contohnya adalah nominal yang masuk ke rekening atas nama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, yang bertambah Rp 5,7 miliar dari total sebelumnya Rp 66,5 miliar. Jubir Pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, di gedung BNPB, mengatakan total donasi masyarakat mencapai Rp 72,2 miliar (2/4/2020).

Beberapa hadits Nabi shalallahu alaihi wassalam tentang ancaman dosa bagi orang yang kenyang sementara tetangganya hidup dalam penderitaan dan kelaparan. Dalam kitab al-Kabir, diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, Rasullah shalallahu alaihi wassalam bersabda: “tidaklah beriman kepadaku orang yang tidur dalam keadaan kenyang sementara tetangganya kelaparangan, dan ia tahu keadaan tetangganya itu,” (HR. Thabrani).

Dalam versi Imam al-Hakim dalam Mustadrak dari riwayat Ibnu Abbas ra., Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda: “Bukanlah orang beriman, yang kenyang sementara tetangganya lapar,” (HR. Al-Hakim). Penulis sepakat, anggaran dana dari pemerintah masih kurang. Selain itu, penulis juga yakin donasi dari seluruh elemen masyarakat masih akan terus bertumbuh lebih besar lagi. Semoga gerakan sedekah nasional hadapi covid-19 ini terus istiqomah hingga masa-masa sulit terlewati. Aamiin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement