Selasa 07 Apr 2020 19:24 WIB

Sekitar Empat Juta Pemulung Terdampak Pandemi Covid-19

Para pemulung membutuhkan bantuan dari pemerintah.

Sejumlah pemulung memilah sampah plastik untuk dijual kembali ke pengepul di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (19/2).
Foto: Republika/Abdan Syakura
Sejumlah pemulung memilah sampah plastik untuk dijual kembali ke pengepul di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Plastik Untuk Kebaikan (Komunitas PUK) menyebutkan sekitar empat juta pemulung terkena dampak pandemi Covid-19. Pada pemulung membutuhkan bantuan dari pemerintah.

"Ada lebih dari empat juta pemulung terkena dampak Covid-19. Itu berdasarkan data Ikatan Pemulung Indonesia. Para pemulung kesulitan bekerja di tengah kondisi seperti saat ini," ujar anggota Komunitas PUK, Surya Cahya Agung, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (7/4).

Baca Juga

Para pemulung membutuhkan perhatian pemerintah, karena kesulitan dalam melakukan aktivitasnya. Para pemulung juga rentan tertular virus yang menyerang saluran pernafasan tersebut.

"Jika pun mereka tetap bekerja, jumlah sampah plastik yang dikumpulkan hanya sedikit karena banyak rumah makan yang tutup," kata dia.

Untuk itu, Komunitas PUK yang mengusung visi tata kelola sampah plastik yang baik, menginisiasi gerakan yang dinamakan #SembakoUntukPahlawanLingkungan. Gerakan tersebut mengajak masyarakat membantu kehidupan para pemulung pada situasi sulit saat ini.

Untuk tahap awal, Komunitas PUK menyalurkan bantuan kepada 500 pemulung dan petugas kebersihan di beberapa titik di Jakarta, Tangerang Selatan dan Bekasi. Bantuan yang diberikan yakni sembako, masker kain, sarung tangan plastik dan produk kebersihan.

"Kami sangat mengapresiasi dukungan yang terus mengalir dari berbagai pihak, mulai dari media, individu, komunitas, organisasi masyarakat dan perusahaan," terang dia.

Hingga saat ini, sejumlah perusahaan seperti Aqua, Unilever, maupun lembaga amal seperti LazisMU, serta Anak Negeri Adventure Trip turut berpartisipasi dalam gerakan itu, dengan melakukan penyemprotan ke sejumlah lapak pemulung.

"Kami juga menerima sumbangan dari masyarakat dan media," kata dia.

Perwakilan Yayasan Anak Negeri, Risyanto, mengatakan, pihaknya sangat menghargai gerakan sosial tersebut.

"Para pemulung sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah dan juga masyarakat. Kami bangga ikut berpartisipasi dalam gerakan mencegah penyebaran virus Covid-19. Semoga ikhtiar kami dapat diikuti pihak lain," kata Risyanto.

Pada Selasa, Polsek Tambora Jakarta Barat juga memberikan bantuan  masker kain gratis kepada masyarakat. Masker dibagikan khususnya kepada pedagang kaki lima (PKL) dan para pemulung guna memutus mata rantai virus corona atau covid-19.

Melalui anggota Bhabinkamtibmas Kelurahan Pekojan Aiptu Warno, Polsek Tambora membagikan masker kain sekaligus memberikan edukasi kepada para PKL dan pemulung untuk menjaga kesehatan dan kebersihan diri.

"Pembagian masker ini ditujukan kepada pedagang kaki lima dan juga kepada para pemulung yang membutuhkan, serta memberikan edukasi kepada mereka untuk menjaga kesehatan dan kebersihan," kata Kapolsek Tambora Kompol Iver Son Manossoh di Jakarta, Selasa (7/4).

photo
Infografis Bijak Pakai Masker - (republika.co.id)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement