REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi nirlaba Yayasan Buddha Tzu Chi memproduksi masker pelindung wajah (face shield) untuk para tenaga medis dalam menangani pandemi Covid-19. Pelindung wajah ini khususnya untuk dokter di kawasan perkebunan yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
"Kami berusaha membuat set alat pelindung diri sederhana, karena relawan medis kami agak kesulitan mencari alat-alat tersebut," kata dokter relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Mitha Wulandari di Jakarta, Senin (6/4).
Sebanyak 200 masker pelindung wajah ini diproduksi secara handmade dengan menggabungkan beberapa material sederhana, seperti plastik mika, busa dan karet. Proses pembuatan tergolong mudah, yakni dengan memotong plastik mika seukuran wajah.
Kemudian, merekatkan busa pelindung dan memasang karet agar masker terpasang kuat di kepala. "Ini sebagai pelindung wajah untuk para medis di daerah, karena virus corona menyebar melalui percikan air liur atau droplets," ujarnya.
"Total satu set yang kami kirimkan untuk setiap dokter berupa masker wajah, masker mulut, hand sanitizerdan baju hazmat," tambah Mitha.
Selain memproduksi masker pelindung wajah, yayasan ini juga menyediakan alat pelindung diri (APD) skala besar berupa baju hazmat, masker mulut, masker wajah, kaca mata goggles, serta cairan pembersih tangan termasuk disinfektan untuk disalurkan kepada sejumlah rumah sakit rujukan penanganan Covid-19.
Sejauh ini, Yayasan Buddha Tzu Chi bekerja sama dengan kelompok pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendonasikan alat-alat kesehatan kepada pemerintah guna menangani penyebaran virus corona.
Donasi yang diberikan tersebut berupa peralatan uji cepat (rapid test), ventilator, dan alat pelindung diri dengan total nominal sekitar Rp500 miliar. Adapun penyerahan bantuan peralatan kesehatan itu dilakukan secara bertahap.