Senin 06 Apr 2020 20:21 WIB

Menristek: SDM Jadi Hambatan Pengujian Tes Covid-19

Menristek menyebut pengujian level Biosafety Lab 2 amat terbatas di Indonesia

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Ka BRIN), Prof Bambang PS Brojonegoro di kampus IPB University.
Foto: Dok IPB University
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Ka BRIN), Prof Bambang PS Brojonegoro di kampus IPB University.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek BRIN) Bambang Brodjonegoro tengah berusaha mempercepat pengujian spesimen tes swabdi Indonesia. Menristek mengatakan Kemristek-BRIN,personel Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkmansudah bekerja 24 jam mendukung Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Litbangkes) mempercepat pengujian swab pasien diduga mengidap COVID-19 dengan melakukan tes PCR.

"LBM Eijkman sudah bekerja boleh dibilang 24 jam, dalam sehari kira-kira bisa menguji 180-270 spesimen dengan pengujian PCR. Tentunya ke depan, dengan kebutuhan pengujian yang lebih besar lagi untuk mencakup lebih banyak penduduk Indonesia," kata Bambang dalam konferensi pers di graha BNPB, Jakarta, Senin (6/4).

Namun, kata dia, masih ada satu hambatan di dalam pengujian spesimen tersebut sehingga belum maksimal kecepatannya di dalam menguji seluruh penduduk Indonesia, yaitu kekurangan sumber daya manusia yang paham mengenai pengujian spesimen, terutama pengujian dalam laboratorium level Biosafety Lab 2 (BSL-2), maupun BSL-3.

"Itu sangat terbatas di Indonesia," ujar Menristek.

LIPI, katanya, sebagai salah satu anggota dari BRIN, sudah mempunyai Laboratorium BSL-3, namun LIPI menyampaikan kepada Kemkes untuk menambah kapasitas tenaga pemeriksaan PCR.

Karena itu, LIPI terpanggil melakukan pelatihan terhadap relawan yang bersedia menjadi tenaga ahli di laboratorium minimum level BSL-2.

"Pelatihan dilakukan di laboratorium BSL-3 LIPI yang ada di Cibinong, Bogor," kata Bambang.

Kegiatan dalam pelatihan yang diberi judul Indonesia Memanggil itu, kata dia, antusiasme masyarakat cukup tinggi untuk terlibat. Ketika pengumuman pembukaan pendaftaran dilakukan, Bambang mengatakan yang mendaftar bisa sampai 800 orang.

Sampai saat ini, kata Menristek, pelatihan sedang berlangsung. Diharapkan, dengan adanya pelatihan, jumlah SDM terampil dalam pengujian spesimen meningkat sehingga semakin mempercepat tes PCR yang dilakukan di Indonesia.

"Mudah-mudahan ini akan sangat membantu kita untuk bisa lebih bagus menangani COVID-19. LBM Eijkman satu hari sudah bisa sampai 180-270 spesimen, nantinya kalau SDM lebih banyak, kapasitas (pengujian bisa ditingkatkan)," kata Menristek.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement