Senin 06 Apr 2020 19:05 WIB

Sultan Minta Masyarakat tak Tolak Tenaga Medis

Tenaga medis yang kembali kerumahnya sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Andi Nur Aminah
 Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan saat ini ada kecenderungan masyarakat menolak keberadaan tenaga medis yang menangani pasien Covid-19. Untuk itu, ia meminta masyarakat agar menerima kehadiran tenaga medis yang pulang ke rumahnya masing-masing.

"Sehingga, saya harus mencari tempat lain untuk tempat tingal dokter, nurse (perawat) atau tenaga medis yang lain karena tidak bisa pulang. Karena mereka dianggap membawa virus, ini persoalannya seperti itu dan ini terjadi," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (6/4).

Baca Juga

Ia menyebut, tenaga medis yang kembali kerumahnya sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sehingga tidak menjadi pembawa virus seperti yang ditakutkan masyarakat. "Tenaga medis setelah melayani di RS itu biasanya rata-rata kemungkinan sudah punya keluarga. Sebelum sampai rumah, pasti sudah mandi dan membersihkan diri dari segala hal yang bersifat kemungkinan penularan," jelasnya.

Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk tidak berprasangka bahwa tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 sebagai pembawa virus. Sehingga, tidak perlu adanya penolakan terhadap tenaga medis yang pulang ke rumahnya.

Pihaknya pun telah mempersiapkan tempat karantina khusus untuk tenaga medis ini. Selain itu, juga disiapkan tempat isolasi bagi Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang terseleksi.

Ada beberapa tempat yang sudah disiapkan di antaranya Asrama Haji dan beberapa Balai Diklat yang ada di DIY.  "Asrama Haji peruntukannya untuk ODP yang terseleksi. Semua ODP yang terseleksi artinya ODP yang membutuhkan tempat karantina atau yang tidak bisa karantina mandiri," kata Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement