Terkait berita itu, Dosen Komunikasi UIN Jakarta, Ahmad Danial mengatakan sangat terkejut dengan adanya kabar itu. Bahkan dia menyatakan sempat menposting berita itu ke media sosial dan mendapat banyak sekali tanggapan balik.
''Dalam soal penolakan pemberian fasilitas hotel kepada para medis itu sikap konyol dan memalukan, bahkan tanpa nurani. Para mahasiswa itu terindikasi tengah mencantol pada kepentingan tertentu yang berupa politik praktis. Saya mengecam dan mengutuknya,'' kata Ahmad Danial.
Menurut Danial yang juga mantan aktvis mahasiswa menegakan sikap mencantol kepada kekuasaan bagai gerakan mahasiswa itu hal lumrah. Ini terjadi sejak zaman Presiden Soekarno, Soehato, masa reformasi, hingga masa kini.
''Namun bedanya sikap generasi mahasiswa sekarang kok konyol seperti. Minimal meski dari dahulu tidak ada gerakan mahasiswa yang benar-benar murni dari kepentingan politik, yang kali ini terasa semakin aneh dan berlebihan. Mereka berani melawan moral publik, padahal mahasiswa lazimnya sejalan dengan moral publik,'' kata Danial.
Setelah bicara begitu, Danial kemudian mengirimkan sikap resmi dari BEM UMJ. Dalam rilis tersebut terteca cap dan tanda tangan Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta periode 2020/2021, Moejanto Koenandar. Beberapa poin pernyataan ini adalah pertama, tidak ada komunikasi antara pengurus BEM UMJ yang masih aktif dengan aliansia terebut.
Kedua, tidak adanya komunikasi dengan kampus yang bersangkutan dengan BEM DKI Jakarta tersebut. Ketiga menyayangkan narasi yang dibangun. Keempat menghimbau kepada seluruh stakeholder dan mahasiswa UMJ untuk menelaah dan tidak terprovokasi atas informasi tersebut.