Senin 06 Apr 2020 06:36 WIB

Mengapa Masker Wajib Dipakai di Tengah Wabah Virus Corona?

Masker wajib dipakai saat keluar rumah dan memakai masker kain dianjurkan.

Imbauan WHO soal penggunaan masker: Masker kini wajib digunakan saat keluar rumah
Foto: istimewa
Imbauan WHO soal penggunaan masker: Masker kini wajib digunakan saat keluar rumah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Santi Sopia, Indira Rezkisari

 

Keputusan wajib memakai masker jika keluar rumah akhirnya keluar. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan pemerintah pusat pada akhir pekan lalu mengumumkan perlunya memakai masker bagi semua warga termasuk yang sehat saat berada di luar rumah.

Tujuan pakai masker ini guna mencegah penularan dan penyebaran covid-19. Menurut Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto, kewajiban untuk mengenakan masker ini sesuai dengan rekomendasi dari WHO.

“Mulai hari ini sesuai dengan rekomendasi dari WHO, kita jalankan masker untuk semua. Semua harus menggunakan masker,” kata Yurianto saat konferensi pers, Ahad (5/4).

Yurianto mengatakan, masyarakat dapat mengenakan masker kain untuk melakukan pencegahan. Sedangkan masker bedah dan masker jenis N95 hanya diperuntukan bagi petugas kesehatan.

Sebelumnya, Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan Seruan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 2020 tentang Penggunaan Masker untuk Mencegah Penularan Coronavirus Disease (Covid-19) yang ditandatangani pada 3 April 2020. 

Seruan Gubernur DKI kepada seluruh masyarakat di Provinsi DKI Jakarta terkait penggunaan masker untuk mencegah penularan Covid-19 sebagai berikut.

1. Selalu menggunakan masker ketika berada atau berkegiatan di luar rumah, tanpa kecuali.

2. Menggunakan jenis masker kain minimal dua lapis yang dapat dicuci.

3. Secara rutin mencuci masker kain yang digunakan, dikerjakan tiap hari.

4. Tidak membeli dan atau menggunakan masker medis serta menyadari bahwa masker medis diprioritaskan untuk kesehatan.

5. Dapat membeli atau membuat sendiri masker kain dua lapis sesuai kebutuhan.

6. Tetap mengutamakan berada di rumah, menjaga jarak aman, sering mencuci tangan dengan sabun, dan melaksanakan etika batuk atau bersin.

7. Bagi yang ingin membantu sesama warga, bantulah dengan mengadakan, memproduksi, dan membagikan masker kain.

8. Pengurus wilayah (ketua RT, ketua RW, kader PKK, dan lain-lain) diharapkan mengingatkan warga untuk selalu menggunakan masker di luar rumah.

WHO pada Jumat (4/4) menyatakan masker medis harus diprioritaskan bagi petugas kesehatan. WHO membuka pintu bagi penggunaan masker buatan sendiri atau penutup mulut lainnya yang lebih luas sebagai cara untuk mengurangi penyebaran virus corona.

Seorang pejabat senior WHO mengatakan ada kemungkinan penularan virus corona melalui udara yang kini telah menginfeksi lebih dari 1 juta orang dan membunuh 50 ribu orang di seluruh dunia sejak muncul di China Desember lalu. 

Tetapi, pendorong utama pandemi itu masih diyakini adalah orang sakit dengan gejala batuk dan bersin yang memapar permukaan atau orang lain.

Mengapa Harus Pakai Masker?

Studi terbaru mengarahkan semua orang harus bermasker. Mereka yang sehat perlu gunakan masker untuk mencegah penularan infeksi virus corona baru.

Studi terbaru oleh Komisi Tetap Penyakit Menular dan Ancaman Abad 21 di Amerika Serikat menyebut virus corona bisa menular melalui percakapan dan pernapasan normal dengan orang yang terpapar. 

Kesimpulan studi yang dipublikasikan di laman Academy of Science Engineering Medicine dan menjawab pertanyaan resmi Gedung Putih itu secara tegas menyebut bahwa virus corona bisa menyebar hanya melalui percakapan dan pernapasan.

Setelah konfirmasi dari para ilmuwan itu, Amerika Serikat bahkan sekarang menganjurkan semua warganya mengenakan masker, pembaruan imbauan yang disampaikan dua hari lalu.

Masker diperlukan bagi setiap orang agar tidak saling menulari virus corona. Ada kesempatan tinggi penularan terjadi ketika orang sakit berinteraksi dengan orang sehat dan orang sehat berinteraksi dengan yang lain juga.

Penggunaan masker diharuskan juga terkait dengan percikan liur atau droplet. Penelitian terbaru menunjukkan batuk dan bersin dapat membuat percikan liur terlontar lebih jauh daripada yang diperkirakan sebelumnya. 

Dari pengamatan menggunakan kamera berkecepatan tinggi dan sensor lainnya terlihat bahwa sebaran droplet di udara dari orang batuk atau bersin tak cuma sebatas satu meter sebelum akhirnya jatuh ke permukaan.

Ilmuwan yang memimpin penelitian ini, Prof Lydia Bourouiba dari MIT, mengaku khawatir dengan konsep pengaturan jarak fisik yang disarankan WHO saat ini, yaitu satu meter. 

Pasalnya, menurut dia, partikel yang diembuskan lewat batuk atau bersin adalah gas yang memiliki momentum tinggi yang bisa terbawa melewati jarak jauh, termasuk di dalam ruangan.

Bourouiba menjelaskan dalam situasi tertentu, terutama di dalam ruangan berventilasi buruk, memakai masker memang tepat karena akan mengurangi risiko tertular penyakit yang menyerang saluran pernapasan. 

Ketika menghadapi seseorang yang terinfeksi, misalnya, masker dapat membantu mengalihkan aliran napas mereka dan menjauhkan virus dari mulut kita.

Masker tipis tidak akan melindungi orang dari menghirup partikel terkecil di udara karena memang tidak punya kemampuan menyaring. Tetapi masker berpotensi membantu membelokkan gumpalan gas yang dilontarkan dari orang batuk atau bersin ke samping wajah.

Dokter spesialis paru-paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Erlina Burhan mengungkapkan penularan Covid-19 secara cara langsung melalui droplet atau percikan air liur. 

"Artinya, orang yang terinfeksi virus ini ketika sedang batuk dan bersin dengan jarak lebih dari 1 meter mengeluarkan droplet. Droplet ini mengandung virus Covid-19," kata Erlina, beberapa waktu lalu.

Produksi masker di AS pun digenjot. Gugus Tugas Covid-19 Gedung Putih, sesuai dengan Undang-Undang Produksi Pertahanan, disarankan untuk mengarahkan pangkalan manufaktur meningkatkan kapasitas produksi masker, di luar upaya 3M, yang telah menggandakan produksi masker N95 global menjadi sekitar 100 juta sebulan.

Tips Memakai dan Membersihkan Masker Kain

Dokter Erlina Burhan mengatakan masker kain memang boleh dipakai berulangkali, dengan catatan harus dicuci secara tepat. 

Mencuci masker kain tidaklah sulit, yakni hanya bermodal deterjen dan dibasuh dengan air hangat sebagai upaya pencegahan tertular dari virus.

"Keuntungannya masker (kain) ini bisa dipakai berulang, tapi perlu dicuci dengan deterjen dan bila perlu air panas," katanya.

Masker kain menjadi alternatif lain yang diperuntukkan bagi masyarakat sehat apabila masker bedah langka di pasaran. 

Bagi masyarakat yang memiliki gejala Covid-19 bisa menggunakan masker ini untuk mencegah droplet maupun partikel yang menjadi airbone agar tidak menularkan ke orang lain.

Di samping itu, masker kain bisa dibuat dengan mudah di rumah. Terpenting adalah menggunakan kain yang nyaman dipakai, desainnya bisa dimasuki tisu, dan bisa menahan percikan droplet.

Yurianto menyarankan agar penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam. Masker yang telah digunakan pun harus direndam menggunakan sabun terlebih dulu sebelum dicuci.

“Di samping cuci tangan dengan menggunakan sabun selama minimal 20 detik. Ini menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini,” tambah Yurianto.

BACA JUGA: Gejala Kena Virus Corona dan 8 Cara Pencegahannya

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement