Selasa 07 Apr 2020 05:25 WIB

Saat Amil WFH, Saatnya Mengasah Kemampuan Menulis

Menulis menjadi salah satu kegiatan selama WFH.

Nana Sudiana, Sekjend FOZ & Direksi IZI
Foto:

Pertama, Mulailah Menulis Sesuatu Dari Kebiasaan Kita

Para pembelajar di dunia tulis menulis kadang terburu-buru untuk sampai pada kesuksesan. Sukses untuk segera bisa menulis dengan baik dan diapresiasi positif oleh para pembaca tulisannya. Nah, kadang kesalahan umum yang sering berulang adalah para penulis baru adalah terlalu mengejar tulisan berat dengan tema yang populer dan penuh dengan data.

Topik-topik bagus memang akan membuat bobot tulisan kita terlihat berkualitas, namun kadang untuk sampai ke sana, seorang pemula membutuhkan waktu dan jam terbang yang cukup untuk bisa mengemas semua bahan dan informasi yang ada. Tentu saja akibatnya bisa sangat fatal, ketika baru saja semangat belajar muncul, namun apa daya kemampuan belum cukup dikuasai, jadinya hanya akan mempercepat kematian semangat belajar. Baru mulai, baru akan jalan, dan tiba-tiba mentok sampai tikungan.

Untuk itu, menulis soal-soal atau tema terdekat dengan diri kita, akan memudahkan kemampuan menyusun kata dan mengalirnya kalimat demi kalimat yang ada. Dengan topik yang  mudah dan telah jadi kebiasaan yang melekat pada diri kita, menceritakannya kembali dalam bentuk tulisan akan terasa enteng. Dan dari keasyikan latihan ini, akan melegakan dan membangun optimisme bahwa kita sebenarnya bisa menulis dengan baik.

Lama-kelamaan dari rasa asyik ini akan terus ketagihan untuk menulis dan terus menulis. Bila ini terus dilakukan, seiring waktu, tulisan kita akan menjadi menjadi lebih berbobot dan berkualitas.

Kedua, Membaca adalah Kunci Utama Menulis

Untuk bisa menulis, kita memerlukan bahan-bahan yang cukup. Ibarat memasak, apa pun menunya, tergantung pada ketersediaan bahan yang ada. Dan untuk bisa menulis dengan baik, diperlukan bacaan sebagai bahan dasar penunjang tulisan yang akan kita buat.

Semakin bagus dan berkualitas bacaan yang kita kuasai, maka peluang melahirkan tulisan yang berbobot akan semakin tinggi. Tulisan-tulisan bagus dan asyik yang kit abaca, sesungguhnya keluar dari beragam bacaan yang tak sedikit. Dengan diracik sedemikian rupa, ditambah bumbu-bumbu penyedap yang menarik, tulisan bagus akan terhidang dengan sempurna.

Bahan-bahan bacaan juga diperlukan untuk menambah kosa kata, model atau struktur tulisan, variasi gaya tulisan, informasi yang terbaru serta beragam gambaran sesuatu yang akan kita tuliskan nanti. Dengan semakin banyak membaca, kita akan semakin kaya bahan untuk menuliskan sesuatu. Dan ini semua tentu saja akan berujung pada mudahnya menulis dan akan semakin mengasyikan.

Jadi bila kita ingin semakin serius menulis, maka mulai saat ini, banyaklah membaca dan menelaah buku-buku atau bahan bacaan lainnya. Itu semua akan menjadi modal utama kita untuk bisa menghasilkan tulisan yang enak untuk di baca.

Ketiga, Terus Mencoba Walau Tak Sempurna

Untuk bisa berlatih menulis, kita memang harus sempurna belajarnya, namun tak perlu lantas jadi perfeksionis dalam menghasilkan tulisan. Proses panjang bagi seorang penulis ini akan menempa kekuatan bertahan terhadap kebosanan dan susahnya mencari ide dan gagasan.

Pada tahap awal belajar, tuliskan semua saja apa yang kita mau tuliskan. Lalu secara perlahan, kita dengan sadar mulai memilih akan focus kemana tulisan yang akan kita buat nanti. Bahan yang kita baca, pengalaman dan beragam interaksi sosial kita akan mewarnai gaya dan kekhasan tulisan kita.

Namun sebelum kita sampai menemukan gaya tulisan yang akan menjadi karakter kita, kita boleh menulis apa saja dan dengan gaya apa pun. Yang penting usaha-usaha ini bukan untuk sampai pada proses yang sempurna, tetapi sebagai sebuuah jembatan menuju kualitas dan bobot tulisan yang kita buat.

Kita harus menyadari, untuk semakin asyik menulis, butuh proses yang panjang dan tak mudah. Diperlukan nyali yang kuat dan kejujuran untuk menciptakan sebuah tulisan. Bila ada kejujuran dan juga keberanian untuk mengungkapkan sesuatu dari tulisan kita, Insya Allah akan memudahkan kita melahirkan tulisan yang dalam dan berkualitas.

Bila berkaca pada karya-karya penulis hebat, ternyata mereka pun harus berjuang untuk menghasilkan karya tadi. Mereka lalui dengan proses yang panjang, bahkan berliku. Namun dengan kerja keras dan ketekunan, akhirnya proses panjang itu pun berbuah manis berupa apresiasi dan penghargaan atas karya-karya mereka.

Saat ingin menulis, menulis sajalah jangan ragu dan khawatir. Tak perlu juga takut tulisanya tak bermutu. Tulis sewajarnya dan lalu nikmati hasilnya.

Awal-awal menulis, jangan terburu-buru membanding-bandingkan dengan tulisan hebat oleh para penulis handal, karena kita akan merasa tak sempurna dan akan langsung jatuh ke jurang kehancuran mental kita. Namun, saat yang sama, tak perlu juga kita membuat standar asal-asalan dan terlalu rendah. Ini tak lain supaya kita merasa tertantang untuk membuat dan menghasilkan tulisan terbaik yang akan kita persembahkan bagi para pembaca kita.

Tetaplah berlatih menulis dan terus perbaiki kekurangan dari tulisan yang kita hasilkan. Jangan bosan, jangan pula berputus asa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement