REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah informasi mengatakan faktor iklim menjadi keuntungan tersendiri bagi negara-negara yang memiliki temperatur dan kelembaban tinggi, seperti Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19.
Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Umum dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yodi Mahendradhata menyebut memang ada studi yang mengindikasikan suhu tinggi dan kelembaban tinggi mungkin dapat mengurangi penularan virus corona, namun faktor-faktor lain tetap lebih berperan dalam penularan.
“Namun saya ingin menekankan salah satu faktor utamanya tetaplah kedisplinan masyarakat untuk melakukan social atau physical distancing,” ujar Yodi melalui keterangannya, Sabtu (4/4).
Lalu, sebuah penelitian oleh Jingyuan Wang, Associate Professor di Sekolah Ilmu dan Teknik Komputer, Universitas Beihang, Beijing menjelaskan mirip dengan virus influenza, virus corona cenderung lebih stabil dalam lingkungan suhu udara yang dingin dan kering. Kondisi udara dingin dan kering tersebut dapat juga melemahkan imunitas seseorang dan mengakibatkan orang tersebut lebih rentan terhadap virus.
Studi dari Melanie Bannister-Tyrrell, seorang konsultan senior di Ausvet, menunjukkan Covid-19 mempunyai penyebaran yang optimum pada suhu yang sangat rendah, yaitu sekitar satu sampai sembilan derajat Celsius. Artinya, semakin tinggi temperatur, maka dugaan adanya kasus Covid-19 harian semakin rendah.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati mengatakan dari kajian sejumlah ahli menyebut terdapat pengaruh cuaca dan iklim terhadap tumbuh kembang virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Rita dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan BMKG mengkaji variabel tumbuh kembang virus corona dengan cuaca dan iklim bersama 11 doktor meteorologi, klimatologi, matematik beserta ilmuwan kedokteran, mikrobiologi, kesehatan, dan pakar lainnya.
Dwikorita pun menyampaikan, masyarakat harusnya bisa manfaatkan keuntungan iklim tropis ini untuk memperkuat imunitas di bawah matahari pada jam yang tepat. Yodi, juga menyebutkan berjemur di bawah sinar matahari pada jam tertentu bukan berarti mematikan virus, namun hal tersebut dapat membantu meningkatkan imunitas.