REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong agar perguruan tinggi melakukan riset terapan untuk penanganan pandemi Covid-19. Kemendikbud mengatakan, respon cepat dari perguruan tinggi bisa membantu penangan penanganan pandemi Covid-19.
"Dosen-dosen di perguruan tinggi, kami dorong untuk melakukan riset terapan untuk mengatasi pandemi. Beberapa kampus sudah memulainya," ujar Pelaksana tugas Dirjen Dikti Kemendikbud, Nizam, di Jakarta, Jumat (3/4).
Nizah menambahkan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada misalnya, dalam waktu lima hari sudah berhasil mengembangkan dua purwarupa ventilator yang berguna untuk pasien Covid-19. Perguruan tinggi lainnya, kata dia, juga banyak melakukan riset terapan untuk penanganan Covid-19 di Indonesia.
"Kami berharap purwarupa yang dihasilkan perguruan tinggi bisa segera diuji coba dan mendapatkan sertifikasi dari Kementerian Kesehatan, sehingga bisa segera diproduksi," katanya.
Untuk saat ini, lanjut Nizam, membutuhkan respons cepat dari perguruan tinggi. Ke depan, mungkin akan ada konsorsium bersama agar riset-riset terbaik yang dipilih untuk dilanjutkan ke tahap produksi. Kemendikbud telah merespons dengan beberapa hal sebagai upaya mendukung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam menangani pandemi Covid-19.
Sebanyak 15 Fakultas Kedokteran dan 15 Rumah Sakit Pendidikan (RSP) telah ditetapkan oleh Kemenkes sebagai bagian dari subcenter untuk tes Covid-19 maupun pelayanan pasien. Selain itu, 15.000 relawan mahasiswa juga sudah terdaftar dan dimobilisasi ke berbagai daerah untuk menjadi relawan nonmedis dan medis.