Jumat 03 Apr 2020 16:33 WIB

RK Ungkap Empat Klaster Corona di Jabar:

Rapid test menemukan 200 jemaat gereja Bethel di Lembang positif corona.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur Jawa barat Ridwan Kamil
Foto: istimewa
Gubernur Jawa barat Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan temuan empat klaster penyebaran virus Covid-19 di Jawa Barat. Keempatnya adalah seminar syariah ekonomi di Bogor, acara keagamaan kristiani di Bogor, Gereja Bethel di Lembang, dan acara Musda Hipmi di Karawang. Hal itu disampaikan Ridwan Kamil saat memberi laporan penanganan Covid-19 di Jabar kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin melalui video conference, Jumat (3/4).

Ridwan mengungkapkan, temuan empat klaster penyebaran Covid-19 itu didapat Jabar setelah melakukan pengetesan secara mandiri dengan alat tes dari Korea Selatan. Dengan alat tersebut, pengetesan Jawa Barat juga tidak perlu menunggu antrean Litbang Kementerian Kesehatan di Jakarta, dengan kemampuan tes 500 sampel per hari.

Baca Juga

"Kita menemukan empat klaster penyebaran. Satu seminar syariah ekonomi di Bogor, satu acara keagamaan kristiani di Bogor, Gereja Bethel Lembang, dan acara Musda Hipmi Karawang," ujar RK, sapaan akrabnya.

Ridwan juga menyebut, melalui tes mandiri Pemprov Jabar itu, ia menemukan sejumlah kepala daerah seperti Wali Kota Bogor Bima Arya, Wakil Wali Kota Bandung Yana, dan Bupati Karawang terkonfirmasi positif Covid-19. Karena itu, Ridwan menilai pentingnya kecepatan pengetesan secara masif kepada masyarakat untuk mengetahui klaster penyebaran Covid-19.

Hal ini, kata Ridwan, terbukti dengan hasil rapid tes masif Jabar yang dilaporkan. Sebanyak hampir 15 ribu tes dari 500 ribu yang dibagikan ke daerah di Jabar mendapati 677 terkonfirmasi positif.

"Jadi, semakin kita banyak tes, semakin kita tahu virus-virus ini sedang beredar di mana saja. Maka, saya meyakini sebenarnya hari ini kasus kita berlipat-lipat, tapi karena kecepatan tes tidak sebanyak kita harapkan maka data itu datang seolah-olah sedikit," ujarnya.

RK juga mengungkap, saat ini 677 orang itu tengah menunggu tes kedua dengan alat swab untuk memastikan apakah positif Covid-19. Adapun dari 677 orang itu, 300 di antaranya berada di sekolah kepolisian di Sukabumi, sementara 200 lainnya di Bandung yang datang dari satu jemaat Gereja Bethel di Lembang.

Untuk di sekolah kepolisian di Sukabumi, saat ini seluruh siswa dan sivitas di sekolah tersebut sedang diisolasi dan diambil alih oleh kapolri. Sementara itu, 200 jemaat gereja Bethel di Bandung yang positif berdasar rapid test berasal dari satu jemaat gereja yang sudah positif Covid-19. "Mereka berkumpul. Pendetanya melakukan sentuhan fisik. Pendetanya dan istri meninggal karena Covid-19. Ini rasionya lebih besar. Ditesnya 600-an, yang positifnya 226. Dari 637 jemaat Gereja Bethel dites, 226-nya positif atau 35 persen," ujarnya.

Karena itu, ia berharap pemerintah pusat memperbanyak dan mempercepat tes mssif kepada masyarakat agar mengetahui seberapa jauh penyebaran Covid-19 di seluruh daerah. "Memperbesar pengetesan ini harus menjadi strategi nomor satu hari ini. Kami tidak yakin provinsi lain terlihat kecil-kecil. Menurut pandangan saya, mereka belum rapid test besar-besaran. Problemnya adalah alat tesnya tidak memadai, bahkan yang swab jumlahnya terbatas," ujar RK.

"Mari kita perbanyak tempat mengetes PCR yang akurat, seperti yang dilakukan Korsel. Korsel penduduknya 51 juta, warga yang dites 300 ribu. Sementara, kita, DKI juga kurang lebih 15 ribu. Saya 15 ribu. Kita baru mungkin di level 40 ribuan hari ini," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement