REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra mengatakan daerah itu kembali mendapat tambahan logistik dari pemerintah pusat. Penambahan logistik ini dalam upaya pencegahan dan penanganan penyakit yang disebabkan oleh virus coronajenis baru tersebut.
"Hari ini kami mendapatkan tambahan suplai logistik, yakni 7.500 APD dan 35 ribu masker, ditambah juga dengan alat rapid test yang kami terima kemarin sebanyak 8.400 terus kami pergunakan," kata Dewa Indra saat memberikan keterangan melalui video streaming di Denpasar, Kamis (2/4).
Terkait dengan logistik, khususnya rapid test kit, kata dia, akan digunakan untuk memeriksa para pekerja migran yang baru pulang dari luar negeri. Pemeriksaan kepada para pahlawan devisa itu menjadi salah satu prioritas penggunaan alat rapid test.
Ia menjelaskan untuk Kamis (2/4) pagi saja sudah 274 pekerja migran yang di-rapid test dan hasilnya semuanya negatif. Selanjutnya mereka diberikan surat keterangan, dan bisa melanjutkan karantina mandiri di rumah masing-masing.
"Satgas bekerja dengan tolok ukur yang jelas. Rapid test digunakan untuk kelompok yang berisiko, untuk petugas medis sudah dilakukan, dan rencananya akan dites lagi. Kalau karena sekarang hasilnya negatif, beberapa minggu kemudian belum tentu negatif juga. Oleh karena itu, prioritas pertama tenaga medis," ujarnya.
Kemudian, katanya, yang disasar dengan rapid test adalah kelompok yang masuk dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19, yakni mereka yang pernah kontak dekat dengan yang positif Covid-19. "Para petugas karantina juga diberikan kesempatan untuk rapid test karena mereka setiap hari berinteraksi langsung dengan para pekerja migran," ujarnya.
Hingga saat ini, jumlah rapid test kit masih sekitar 10 ribu. "Namun demikian, Satgas akan bekerja menurut skala prioritas, bukan berarti sisa 10 ribuan, lantas yang tidak berisiko ikut-ikutan dites," kata Dewa Indra.