REPUBLIKA.CO.ID,PROBOLINGGO -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan rumah sakit yang berada dalam koordinasi pemerintah provinsi setempat membutuhkan sebanyak 3.200 alat pelindung diri (APD) setiap harinya.
"Jika ada satu pasien dibutuhkan sebanyak 23 APD untuk tenaga medis, misalnya di RSUD dr Soetomo Surabaya merawat 11 pasien, maka kebutuhannya 23 APD dikalikan 11 setiap harinya, sehingga rumah sakit di bawah Pemprov Jatim butuh 3.200 APD setiap hari," kata Khofifah usai meninjau perusahaan garmen yang membuat APD berstandar WHO di Kota Probolinggo, Rabu (1/4).
Kunjungan Gubernur Jatim itu berawal saat Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin mengirimkan foto saat mengunjungi pabrik yang memproduksi APD di Kota Probolinggo, sehingga ia ingin memastikan produksi APD dari pabrik yang ada di Kota Probolinggo yang dikabarkan dapat memproduksi sampai 1 juta APD per bulan.
"Saya minta contohnya APD itu dari Wali Kota Probolinggo dan saya tidak tahu klasifikasinya, lalu Dirut RSUD dr Soetomo Surabaya melihat contohnya yang dikirim dan katanya itu kualitas premium karena APD tidak hanya menutup tubuh, tapi harus aman," tuturnya.
Mantan Menteri Sosial itu mengatakan kuota APD itu bisa digunakan untuk rumah sakit di Jawa Timur, namun ia meminta kuota harian seperti yang sudah dilakukan di pabrik masker karena kebutuhan harian sangat penting dan dibutuhkan segera.
"Supaya ada rasa aman bagi seluruh tenaga kesehatan, baik itu tenaga medis, paramedis hingga front liner yang menangani COVID-19 di rumah sakit. Saya tanya bahan bakunya dan pihak perusahaan menyampaikan cukup," katanya.
Khofifah menyampaikan ucapan terima kasih karena ada niatan bersama-sama menangani penyebaran COVID-19, sehingga bisa memberikan perlindungan bagi tenaga kesehatan dan mudah-mudahan tercukupi karena APD itu kebutuhan seluruh dunia.
Owner Putrateja Sempurna, Supriyono menyampaikan kepada Gubernur Jatim bahwa pihaknya punya tiga unit pabrik dan konversi dari hasil garmen yang dihasilkan selama membuat APD bisa bertahan untuk tiga bulan ke depan.