REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan memperluas kemampuan uji sampel Covid-19 hingga ke level puskesmas. Sampai saat ini, uji sampel Covid-19 melalui metode Polymerase chain reaction (PCR) hanya bisa dilakukan di 34 laboratorium besar yang tersebar di Indonesia. Uji PCR juga membutuhkan waktu berhari-hari hingga hasilnya keluar.
Untuk menyiasati hal ini, pemerintah akan menjajal sistem diagnosis cepat Covid-19 dengan alat TCM atau tes cepat molekuler. Dikutip dari jurnal yang dirilis Kementerian Kesehatan, metode TCM sudah direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pemeriksaan awal untuk diagnosis TB-MDR atau tuberkulosis kebal obat.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, metode TCM ini bisa digunakan untuk mendiagnosis Covid-19 dengan modifikasi cartridge pada mesin. Hasil diagnosisis dengan alat TCM ini diyakini serupa dengan metode PCR. Bersamaan dengan uji coba TCM untuk Covid-19 ini, pemerintah akan memberi pelatihan terhadap para tenaga medis untuk bisa menjalankan metode tersebut.
"Kita manfaatkan mesin pemeriksaan TCM yang sudah tergelar di lebih dari 132 rumah sakit dan di beberapa puskesmas yang terpilih untuk kami konversi agar mampu lakukan pemeriksaan Covid-19 dengan datangkan cartridge," ujar Yurianto, Rabu (1/4).
Yurianto menyebutkan, penjajakan perubahan mesin TCM tidak akan mudah. Pemerintah pusat harus mendatangkan cartridge baru dan juga melatih sumber daya manusia yang ada. Namun ditargetkan, pekan ini seluruh rumah sakit dan puskesmas yang memiliki alat TCM bisa ikut melakukan diagnodisis Covid-19.
Perluasan kemampuan uji sampel hingga puskesmas diharapkan dapat memangkas waktu yang diperlukan pihak rumah sakit menunggu keluarnya hasil tes pasien. Semakin cepat uji lab dengan TCM keluar, maka semakin cepat pula rumah sakit melakukan tindakan medis yang tepat bagi pasien.
"Diharapkan akan perpendek jarak pemeriksaan spesimen yang merawat menuju lab yang ditentukan. Harapannya makin cepat dilakukan pemeriksaan karena pemeriksaan PCR adalah antigen sehingga, hasilnya pasti. Ini bukan pemeriksana antibodi seperti pada rapid test," kata Yurianto.
Pemerintah, ujar Yurianto, juga terus memperluas pelaksanaan rapid test atau tes cepat dengan memeriksa antibodi dalam darah seseorang. Total, sudah ada lebih dari 475.200 kit untuk rapid test yang didistribusikan ke seluruh provinsi di Indonesia. Tes cepat ini melibatkan lebih dari 5.000 tenaga medis dari dinas kesehatan provinsi di seluruh Indonesia.
"Sudah lebih dari 6.500 spesimen yang dikirimkan ke 34 lab di seluruh Indonesia yang digunakan untuk menguji dan menentukan diagnosis dari pemeriksaan PCR. Ini akan memakan SDM banyak dan akan terus kami lakukan,"tuturnya.