REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Sebuah pabrik garmen Putrateja Sempurna di Kota Probolinggo, Jawa Timur memproduksi alat pelindung diri (APD) pesanan dari pemerintah pusat yang berstandar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin bersama Kepala Bappeda Litbang Rey Suwigtyo dan Camat Kademangan Pujo Agung Satrio meninjau pabrik garmen tersebut di Jalan Brantas Kota Probolinggo, Selasa (31/3).
"Sejak merebaknya Covid-19, kami menerima pesanan pembuatan APD berstandar WHO yang bahan bakunya dari pemerintah pusat, sehingga di pabrik tinggal memproduksi saja," kata Pemilik Putrateja Sempurna, Supriyono di Kota Probolinggo.
Dalam waktu satu hari, lanjut dia, pihaknya bisa memproduksi sebanyak 4.000 APD berbahan Dupont Tyvek dengan ukuran L dan XL, sehingga dengan dua pabrik yang ada dapat memproduksi sebanyak 10 ribu piece per hari.
"Kami secara spontanitas berpartisipasi dan mendapat jatah membuat 2 juta APD dan kami tidak dikenai batas waktu kapan APD harus terselesaikan, namun prinsipnya lebih cepat lebih baik," tuturnya.
Sementara Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin mengatakan APD menjadi kebutuhan bangsa dalam menangani virus corona. Sehingga pihaknya mengapresiasi Putrateja Sempurna yang memprioritaskan pembuatan APD daripada produksi fashion biasanya.
"APD yang diproduksi itu untuk kebutuhan Indonesia, Jawa Timur, dan Kota Probolinggo, sehingga APD itu yang menjadi harapan untuk saat-saat ini dalam penanganan COVID-19," katanya.
Sementara Juru bicara Tim Satgas Penanggulangan Bencana Non-Alam dan Percepatan Penanganan COVID 19 Kota Probolinggo dr Abraar HS Kuddah mengatakan ada tiga kelas APD yang digunakan dalam penanganan virus corona yakni Dupont Tyvek, sponge dengan ketebalan 75 gram dan polyester, namun yang direkomendasikan oleh WHO adalah Dupont Tyvek.
"Dupont Tyvek tidak terlalu tebal, sehingga partikel sangat kecil ukuran 0,3 ml tidak masuk dan tidak menyerap air," tuturnya.