REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya mulai menyiapkan skema pembatasan wilayah yang akan dilakukan pada Selasa 31 Maret pukul 00.00 WIB. Sebanyak sembilan posko akan dibuat untuk mengawasi kendaraan yang keluar masuk wilayah Kota Tasikmalaya.
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, posko itu akan dibuat di perbatasan. Selama masa karantina wilayah yang akan dilakukan selama satu bulan, sejumlah angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP), antarkota antarprovinsi (AKAP), dan angkutan perbatasan, diperintahkan untuk berhenti beroperasi."Kalau masih ada angkutan beroerpasi kita berikan perngertian dulu. Ini demi keselamatan," katanya Senin (30/3).
Budi mengingatkan, saat kondisi seperti ini bukan waktunya lagi untuk membicarakan keuntungan pribadi. Menurut dia, secara ekonomi, pemerintah juga merugi. Tak ada orang yang mengharapkan adanya wabah penyakit virus korona atau corona virus disease 2019 (Covid-19).
Saat ini, yang terpenting adalah sama-sama menyelesaikan wabah yang terjadi. "Intinya kita bisa keluar dari wabah ini. Saya harap dengan satu bulan, semua menahan diri dan hidup besih, Insya Allah wabah bisa selesai," katanya.
Menurut dia, jika pembatasan wilayah tidak dilakukan, penanganan Covid-19 akan sangat lama. Meski berat dan memberikan dampak ekonomi yang besar, kebijakan pembatasan wilayah harus tetap dilakukan.
"Perlu kami luruskan, ini bukan karantina wilayah. Tapi lebih kepada pembatasan orang masuk ke Kota Tasikmalaya," kata dia mengklarifikasi pernyataan sebelumnya.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya per Senin, terdapat enam pasien positif, yang satu di antaranya telah meninggal dunia. Selain itu, terdapat 11 kasus pasien dalam pengawasan (PDP), di mana satu orang meninggal dunia, dan lima orang masih menjalani perawatan. Sementara kasus orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 295 orang, di mana 188 di antaranya masih dalam pemantauan.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Tasikmalaya, Aay Zaini Dahlan mengatakan, sembilan pokso yang akan didirikan terdiri dari posko besar dan kecil. Terdapat lima pokso besar yaitu di Indihiang, Karang Resik, Awipari, Rest Area Urug Mangkubumi, Asta Kawalu, dan Terminal Cibeureum. Sianya adalah posko kecil yang berada di Bojong Jengkol, Simpang Bantar, dan satu tempat lainnya.
"Nanti malam kita juga akan gelar pasukan di Taman Kota. Tengah malam langsung bergerak," kata dia saat dihubungi Republika.
Jika masih ada angkutan umum yang nekat melanggar, pihaknya akan memberikan pengarahan. Sementara kendaraan yang melintas akan dilakukan pengecekan sesuai protokol kesehatan Covid-19. "Dia mau ke mana nanti dicatat karena tim kan gabungan," katanya.
Aay mengatakan, sejauh ini respon dari perusahaan angkutan sudah cukup positif. Untuk operasi kereta api dan pesawat terbang juga sudah dihentikan atau tidak menaik-turunkan penumpang di wilayah Kota Tasikmalaya.
Namun, ia meyakini pasti ada satu dua angkutan yang melanggar. Ia berharap semua pihak dapat mengerti keputusan yang telah diambil Pemkot Tasikmalaya."Ini menguji kesabaran kita karena semua juga rugi," kata dia.
Kepala Stasiun kereta api Tasikmalaya, Syaeful Mukmin mengatakan, sejak Ahad (29/3) ada delapan perjalanan kereta api (KA) yang dibatalkan. Perjalanan yang dibatalkan adalahKa yang dibatalkan adalah KA Argo Wilis, Mutiara Selatan, Malabar, Turangga, Lodaya, Pasundan, Galunggung, dan Pangandaran.
Hanya ada tiga KA yang masih beroperasi, yaitu KA Kutojaya Selatan, Kahuripan, dan Serayu. "KAI tidak menghentikan perjalanan, tapi kereta api yang melewati stasiun di Tasikmalaya dilangsungkan atau tidak berhenti," katanya.