REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Warga yang tinggal di Rumah Susun Sewa atau Rusunawa Rejosari di Kelurahan Bambu Kuning Kota Pekanbaru, Riau, keberatan dengan rencana pemerintah kota setempat yang akan menggunakan fasilitas tersebut untuk tempat karantina. Rencananya rusunawa tersebut akan menjadi tempat karantina tenaga kerja Indonesia (TKI) yang pulang dari Malaysia.
Warga menunjukkan protes tersebut di Rusunawa pada Senin (30/3) dengan membentangkan spanduk bertuliskan 'Kami warga Kel. Bambu Kuning Sepakat Menolak TKI'. Sejumlah warga mengatakan rencana penggunaan rusunawa sangat mendadak dan tidak disosialisasikan dengan benar oleh Pemerintah Kota Pekanbaru.
Protes warga kini juga tersebar lewat media sosial yang menyebutkan Rusunawa Rejosari tepatnya di Twin Blok 2 dan 3 akan digunakan untuk penampungan TKI yang pulang dari Malaysia. Gubernur Riau, Syamsuar, mengatakan baru pada Senin ini mendapat laporan tentang hal tersebut dari Wali Kota Pekanbaru Firdaus saat rapat dengan pemerintah kabupaten dan kota.
“Tadi memang ada usulan dari Wali Kota Pekanbaru, tapi kita belum mengiyakan,” ujar Syamsuar.
Ia mengatakan usulan tersebut akan dipertimbangkan dari berbagai aspek, terutama kelayakan kondisinya oleh tim medis penanganan Covid-19 Riau. “Dari semua usulan harus kami lihat terutama dari dokter kami layak atau tidak,” katanya.
Syamsuar menerangkan Wali Kota Pekanbaru akan mengarantina TKI dari Malaysia untuk mencegah penyebaran virus corona. Karantina diperlukan karena seluruh TKI maupun WNI yang baru pulang dari negara dengan penyebaran Covid-19 langsung berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Wali Kota Pekanbaru mengusulkan fasilitas Rusunawa Rejosari sebagai tempat karantina ODP yang menunjukan gejala ringan. “Untuk gejala yang ringan saja, yang sedang dan berat tidak di situ, tentu di rumah sakit,” kata Syamsuar.
Jumlah ODP di Riau melonjak drastis jadi 10.678 orang seiring dengan terus masuknya TKI yang pulang akibat karantina wilayah atau lockdown di Malaysia. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Riau hingga Senin siang, jumlah ODP atau orang yang berpergian dari negara penularan Covid-19 mencapai 10.678 orang atau naik signifikan dibandingkan data pada Senin pagi yang tercatat ada 7.144 orang.
Dari jumlah tersebut, baru 102 orang yang sudah selesai melalui proses pemantauan. Di Pekanbaru, jumlah ODP ada 430 orang.
Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) atau terduga Covid-19 mencapai 105 orang. Baru 30 orang dinyatakan sehat dan satu orang meninggal dunia. Jumlah kasus positif ada dua di mana satu pasien sudah sehat dan boleh pulang. Dua positif Covid-19 tersebut berada di Pekanbaru yang membuat pemerintah daerah setempat menetapkan status tanggap darurat Covid-19.