Ahad 29 Mar 2020 11:10 WIB

Pengusaha Konveksi Butuh 200 Penjahit buat APD

ada 15 ribu permintaan APD yang masuk daftar tunggu untuk diproduksi

Pemilik UMKM Emi Arlin, Arlin Teguh menunjukan alat pelindung diri (APD) yang dibuat di Padang, Sumatera Barat, Kamis (26/3/2020). UMKM Emi Arlin memproduksi sedikitnya 300 lembar pakaian hazmat tersebut untuk memenuhi permintaan APD di Dinas Kesehatan Kota Padang, terkait mewabahnya COVID-19 di Indonesia
Foto: ANTARA FOTO
Pemilik UMKM Emi Arlin, Arlin Teguh menunjukan alat pelindung diri (APD) yang dibuat di Padang, Sumatera Barat, Kamis (26/3/2020). UMKM Emi Arlin memproduksi sedikitnya 300 lembar pakaian hazmat tersebut untuk memenuhi permintaan APD di Dinas Kesehatan Kota Padang, terkait mewabahnya COVID-19 di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha konveksi di Perkampungan Industri Kecil (PIK), Pulogadung, Jakarta Timur membutuhkan tambahan tenaga kerja tukang jahit untuk memproduksi pakaian alat pelindung diri (APD) tenaga medis yang permintaannya terus meningkat setiap harinya.

"Saya butuh 200 penjahit lah, untuk bisa meningkatkan produksi," kata pengusaha konveksi, Riswan, di Jakarta, Ahad (29/3).

Riswan menangkap peluang usaha memproduksi APD sejak mengerjakan pesanan dari Kementerian Kesehatan, sejak wabah virus corona jenis baru penyebab COVID-19 terjadi, permintaan pesanan APD terus meningkat, membuat pihaknya kewalahan untuk memenuhi permintaan yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia.

Saat ini, ada 15 ribu permintaan APD yang masuk daftar tunggu untuk diproduksi, sementara kemampuan produksi konveksi milik Riswan, baru 200 hingga 300 APD per hari.

Pesanan tersebut datang dari berbagai instansi rumah sakit, Puskesmas, komunitas hingga wartawan.

"Kita kewalahan, permintaan datang seluruh Indonesia hampir setiap hari ada yang pesan, bahan sih ada, yang kurang itu tenaga kerja," katanya.

Menurut Riswan, dirinya ingin meningkatkan produksi sehari menjadi 1.000 APD setiap hari, oleh karena itu membutuhkan tambahan tukang jahit kurang lebih sekitar 200 orang agar bisa memenuhi permintaan pesanan APD.

Riswan menyebutkan tidak membutuhkan syarat khusus untuk tukang jahit yang mau bergabung dengan dirinya.

"Yang penting bisa jahit lurus aja," katanya.

Bagi yang berminat, lanjut Riswan, bisa langsung mendatangi konveksi miliknya di Pulogadung. Pekerja yang akan bergabung terlebih dahulu dicek kesehatannya untuk mengantisipasi penularan COVID-19 selama bekerja.

Konveksi milik Riswan menerapkan SOP perlindungan sesuai protokol kesehatan, selain itu konveksi Riswan juga dikawal oleh petugas Puskesmas Penggilingan, Pulogadung serta anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 wilayah setempat.

"Kami menerapkan SOP, ada pengukuran suhu tubuh, penyediaan cairan cuci tangan, dan penyemprotan disinfektan, pekerja yang mau bergabung juga diperiksa dulu kondisi kesehatannya," kata Riswan.

APD yang diproduksi olehnya sudah sesuai dengan standar Kementerian Kesehatan. Ada dua jenis APD yang diproduksinya, yakni yang bisa dicuci berulang kali dan APD hanya sekali pakai.

Produksi APD seperti hazmat dibanderol dengan harga sesuai arahan Kemenkes Rp45 ribu per setel untuk sekali pakai dan Rp75 ribu untuk APD yang bisa dicuci berulang.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement