REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, mencatat jumlah pengungsi akibat bencana alam longsor di sejumlah kampung di Kecamatan Cibeber, terus bertambah. Hingga saat ini 1.029 orang mengisi tenda dan tempat pengungsian.
"Di lokasi pengungsian yang terpusat di Desa Karangtunggal, saat ini jumlahnya mencapai 1.029 orang dan kemungkinan akan terus bertambah," kata Sekretaris BPBD Cianjur Irfan Sopyan pada wartawan di Cianjur, Jumat (27/3).
Sejak longsor terjadi beberapa hari yang lalu, di lima kampung di Kecamatan Cibeber, warga belum berani pulang ke rumahnya masing-masing karena takut longsor susulan terjadi dan pergerakan tanah yang terus meluas.
Kondisi tersebut membuat pengungsi terus bertambah karena longsor kecil sempat terjadi beberapa hari yang lalu, saat hujan turun deras dengan intensitas lama, sehingga merusak sejumlah rumah warga.
"Longsor susulan yang sempat terjadi, membuat jumlah pengungsi meningkat tajam dari 100 jiwa menjadi 1.029 jiwa yang terbagi di sejumlah tempat pengungsian yang dinilai aman," katanya.
Ia menjelaskan, pengungsi saat ini terpusat di sejumlah titik pengungsian seperti di bangunan sekolah dasar dan di tenda darurat yang dibangun BPBD Cianjur bersama relawan.
Hingga saat ini, BPBD Cianjur terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memenuhi kebutuhan sembako, air bersih dan kebutuhan lain termasuk mendirikan dapur umum di sejumlah titik pengungsian.
Sedangkan terkait antisipasi merebaknya Covid-19, tutur dia, pihaknya mendirikan posko bantuan bencana di area yang jauh dari pengungsian agar kesehatan warga tetap terjaga dan tidak ada donatur yang turun langsung ke lokasi.
"Antisipasi Covid-19 tetap dilakukan dengan tidak mengizinkan pemberi bantuan untuk turun ke lokasi, sehingga kami siapkan posko bantuan satu pintu yang didirikan tidak terlalu jauh dari lokasi pengungsian," katanya.