Senin 23 Mar 2020 15:17 WIB

Tes Massal Bekasi Targetkan 55 Orang Tiap 10 Menit

Tes massal Bekasi diatur hingga potensi interaksi fisik sangat minim.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Indira Rezkisari
Tes cepat (rapid test) pendeteksian Covid-19 salah satunya dilakukan secara massal di Bekasi.
Foto: antara/yulius satria wijaya
Tes cepat (rapid test) pendeteksian Covid-19 salah satunya dilakukan secara massal di Bekasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, memaparkan rangkaian tes massal Covid-19 di Stadion Bekasi. Targetnya, untuk setiap 10 menit sebanyak 55 orang bisa dites. Karena ada 55 petugas yang langsung menghampiri peserta tes dalam kendaraan pribadinya.

“Petugasnya ada 55 orang, sehingga setiap 10 hingga 15 menit sudah dapat hasil ke-55 peserta,” kata dia ketika dikonfirmasi Republika, Senin (23/3).

Baca Juga

Dia menambahkan, sistem antre di stadion di Bekasi memungkinkan para peserta untuk meminimalisasi interaksi satu sama lain. Bahkan, tak akan ada interaksi yang berpotensi bersentuhan fisik sama sekali.

“Jadi tak ada pertemuan antar peserta, semuanya dilakukan dalam kendaraan,” ucap dia.

Ketika ditanya alur para peserta, dia menyebut, harus ada pendataan dan pendaftaran. Hingga akhirnya mendapat undangan.

Berdasarkan informasi dari Pemprov Jabar dan Pemda Bekasi, memang tidak semua masyarakat yang bisa melakukan tes tersebut. Sebab, tes massal ini hanya diperuntukan bagi mereka yang memiliki risiko dan potensi tertular atau menularkan virus corona.

Tes di Bekasi merupakan tes massal pertama yang dilakukan. Pemprov Jabar juga akan melakukan tes serupa di Bogor dan Depok, karena lokasinya yang berdekatan dengan DKI sebagai daerah rawan.

Dalam pernyataanya, Pemprov Jawa Barat menyebut, tes massal Covid-19 tersebut dilakukan untuk beberapa tujuan. Di mulai dari penghematan waktu pemeriksaan, alternatif situs pemeriksaan di luar labkes dan RS rujukan, dan menghindari infeksi baru akibat ramainya antrean di fasilitas kesehatan, serta untuk menghindari ketidaknyamanan antrean dalam jangka waktu Panjang.

Hingga kini, tes serupa juga telah dilakukan di Korea Selatan dan Amerika Serikat. Namun tes tersebut tak dilakukan pada seluruh warganya, melainkan hanya pada wilayah yang merupakan zona merah penyebaran Covid-19 dan individu yang berisiko tertular atau menularkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement